SERAYUNEWS – Bagi pecinta genre misteri horor, kalian wajib menonton film horor besutan Palari Film berjudul Tebusan Dosa.
Selain menyuguhkan cerita horor yang fresh, film ini hasil kolaborasi dengan produser film Korea berjudul Exhuma.
Produser Film, Muhammad Zaidy mengungkapkan, film ini hasil kolaborasi dengan produser film Exhuma, ShowBox. Sehingga film Tebusan Dosa bakal berbeda dari film-film horor Indonesia lainnya.
“Kebetulan production company kami sering bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan luar,” ujar dia dalam konferensi pers di Biskop Rajawali Purwokerto, Minggu (13/10/2024) sore.
Zaidy menambahkan, Palari Film memang jarang membuat film bergenre horor. Namun, menimbang potensinya yang bagus, sehingga pihaknya berupaya membuat film horor yang menyuguhkan cerita menarik.
“Kita berusaha untuk membuat sesuatu yang lain juga. Ini potensi pasarnya besar, kita tidak membuat film horor seperti kebanyakan. Kami suka dengan eksplorasi di genre film, oleh karena itulah kita masuk genre horor,” ujarnya.
Happy Salma, pemeran Wening dalam film tersebut mengatakan, memainkan peran sebagai Wening susah-susah gampang. Ia banyak terinspirasi dari ibu-ibu yang ada di seluruh Indonesia, terutama di kelas menengah. Mereka bekerja keras untuk keluarga, bahkan sering menjadi tulang punggung dan mengurus anak.
Tokoh Wening ini manusia pada umumnya, dan sangat relevan dengan perempuan di seluruh Indonesia.
“Pada akhirnya perempuan atau manusia itu hanya ingin berusaha mencari kebahagiaan diri. Walau kadang ingin menitipkan kebahagiaan kepada orang lain. Atau mengambil pilihan tersebut ternyata tidak selalu benar, kadang malah menyebabkan masalah lain,” katanya.
Menurut Happy, Film Tebusan Dosa ini bukan horor yang kita datang ke suatu tempat ada penunggunya, tidak seperti itu.
“Horor atau misterinya itu muncul karena peristiwa terjadi yang dialami manusia. Jadi menurut saya akan sangat nyambung atau relate banget sama siapapun,” ujarnya.
Sutradara Film Tebusan Dosa, Yosep Anggie Noen mengungkapkan, cerita filmnya tersebut bercerita tentang komunikasi antara manusia dan makhluk lainnya.
“Sebenarnya setiap manusia dan makhluk saling berkomunikasi dan tidak nyambung itu horornya. Uti Yah, Ibunya Wening yang meninggal di Sungai, itu sebenarnya juga berpesan sebagai penyampai pesan tertentu. Tapi menggunakan bahasa berbeda dengan pemahaman Wening dan Manusia-manusia lainnya,” katanya.
Film ini menceritakan tentang Wening, seorang ibu yang mengalami kejadian tragis ketika Nirmala anaknya yang berusia 11 tahun, hilang dalam kecelakaan motor di sebuah jembatan.
Kecelakaan itu juga merenggut nyawa Uti Yah, Ibunda Wening. Wening merasa sangat berdosa, karena membuat ibunya meninggal dan anaknya hanyut di sungai.
Tetapi, dia percaya bahwa Nirmala masih hidup. Tirta (Putrio Marino), podcaster Saiki Tirta, berminat menviralkan tragisnya kehidupan wening.
Dengan segala upaya dan penuh harapan, Wening mencari Nirmala, termasuk meminta bantuan Tetsuya (Shogen), peneliti dari Jepang. Wening juga meminta bantuan Mbah Gowa, seorang dukun misterius. Namun, di tengah pencariannya, hantu Uti Yah selalu mendatanginya.