“Kasus stunting merata di perkotaan juga. Oleh sebab itu kami terus melakukan upaya pencegahan terus menerus,” ujar Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas, Sadiyanto.
Sadiyanto menjelaskan, dari data Dinkes Kabupaten Banyumas pada tahun 2019 kasus stunting di wilayah Kecamatan Purwokerto Utara ada 261 kasus, Purwokerto Selatan ada 17 Kasus, Purwokerto Timur ada 375 kasus, dan Purwokerto Barat ada 389 kasus jika ditotalkan mencapai 1.042 kasus stunting.
“Kami melakukan upaya pencegahan dari mulai kalangan ibu hamil, balita hingga remaja. Untuk ibu hamil kami mempunyai program PMT (Pemeberian Makanan Tambahan, red) bagi ibu hamil yang KEK (Kekurangan Enegeri Kronik, red). Ada juga pemberian tablet tambah darah dan asam folat, vitamin A juga untuk ibu yang masuk masa nifas, screening gangguan akibat kekurangan omodium dan lainnya,” kata dia.
Program tersebut dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Banyumas secara berkala. Dimana pihaknya juga melakukan pemantauan konseling pemberian Air Susu Ibu (Asi) ekluisif serta mengadakan kelas ibu hamil.
“Untuk para balita, kami juga memberikan PMT. Itu untuk balika yang kurus dan kekurangan gizi. Selain itu ada juga kapsul vitamin A, obat cacing, imunisasi dasar lengkap serta pemantauan status gizi,” ujarnya.
Meski anak-anak telah beranjak ke usai remaja, Dinkes juga tetap melakukan pencegahan yakni dengan memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri setiap satu minggu sekali. Kemudian kampanye gizi kepada remaja, dimana untuk program tersebut Dinkes Kabupaten Banyumas bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas.(san)