Purbalingga, serayunews.com
Ada pemandangan yang tak biasa di halaman Gereja Kristen Jawa (GKJ) Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Senin sore. Sebab, laki-laki mengenakan sarung dan peci, serta perempuan berhijab memadati halaman tempat ibadah umat Nasrani itu.
Tak kurang dari 1.000 orang menghadiri acara Penaruban berselawat, dalam rangka khataman santri Majelis Taklim (MT) Nurulloh Junjung Drajat dan Harlah ke 3 Tari Sufi Purbalingga. Hadir juga pada acara tersebut, Kyai Drs. K.H. Amin Maulana Budi Harjono, pengasuh Ponpes Al-Ishlah Tembalang.
“Ini wujud kerukunan yang harus kita pupuk dan kita jaga. Kalau ada suasana surga yang diturunkan ke bumi, ya wujudnya kerukunan seperti ini,” ujar Amin Maulana, Senin malam.
Menjadi pemandangan yang langka, pada malam itu tarian sufi yang kental dengan ajaran Islam di halaman gereja. Pemandangan yang menyejukkan, wujud dari kerukunan antar umat beragama.
Perwakilan Pengurus Gereja Kristen Jawa Penaruban, Prasetyo menyampaikan, pihak Gereja memang mempersilakan acara tersebut berlangsung di halaman gereja. Mengingat, halaman MT Nurulloh Junjung Drajat yang tidak cukup menampung jemaah yang datang.
“Tak hanya mempersilakan, tapi kami (Warga Gereja, red) turut membantu dan terlibat dalam acara. Seperti membantu menyediakan kursi, menata tempat, dan menjaga genset agar listrik tidak padam,” katanya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Ketua DPRD Purbalingga, H. Adi Yuwono, Camat Kaligondang, Endi Astono, Danramil Kaligondang. Selanjutnya, Kapolsek Kaligondang, Ketua Tanfidziyah Ranting NU Desa Penaruban, Arif Pambudi, pimpinan MT Nurulloh Junjung Drajat, Kusnandar. Kemudian, perwakilan dari jemaat GKJ Penaruban dan sejumlah tamu undangan.
Para penari sufi yang tampil, merupakan santri KH. Amin Budi Harjono itu. Mereka sengaja membawa murid tari sufinya ke acara Penaruban Bersholawat. Ia mengajak kepada warga Desa Penaruban dan sekitarnya untuk terus memupuk kerukunan di tengah-tengah perbedaan.
“Setiap orang merindukan surga yang dalam bahasa Arabnya, Jannah. Di Jannah itu ada taman, ada keragaman yang tumbuhannya berbeda-beda. Mari kita jaga keberagaman itu,” ujar guru besar Tari Sufi Nusantara ini.
Kiai Budi juga mengajak, agar para jemaah selalu menjaga kerukunan dan rasa cinta kepada sesama di lingkungan Rukun Tetangga (RT).
“Inilah Indonesia, yang dibangun dari banyak RT,” kata dia.