Pertama, Ganjar berkunjung ke Desa Tijayan, Kabupaten Klaten. Di sana ia mampir menengok lokasi isolasi terpusat. Ada sejumlah warga yang sedang isolasi mandiri di sana.
“Pak, _jenengan pripun kabare? Sing dirasakke nopo?_ (bagaimana kabarnya? yang dirasakan apa),” tanya Ganjar pada warga tersebut.
“ _Sae pak, mpun mendingan_ (sudah membaik pak). _Riyin dadane sesek sakniki mboten_ (dulu dadanya sesak, sekarang tidak),” sahutnya.
Ganjar lantas bertanya di mana kemungkinan warga Tijayan itu terpapar COVID-19. Warga tersebut pun kemudian mengaku sempat bepergian ke Kudus dan Semarang.
Untuk itu, Ganjar menitip pesan agar warga yang isolasi tersebut bisa kampanye pada warga agar patuh protokol kesehatan. Pada Kades setempat, Ganjar juga menitip pesan untuk menghidupkan kearifan lokal.
“Diingatkan terus warga sini, kalau perlu pakai toa masjid itu. Setelah azan, biasanya kan dengar lelayon, ini dipakai untuk mengingatkan. Kita jaga bareng-bareng,” kata Ganjar.
Kemudian, Ganjar bertolak menuju ke RSUD Bagas Waras Klaten. Ganjar ingin tahu kesiapan Kabupaten Klaten dan kondisi penanganan COVID-19nya. Ganjar memuji pihak rumah sakit. Sebab, bangunan untuk perawatan pasien COVID-19 dan Non COVID-19 sudah dipisah.
Di sisi lain, Ganjar juga mendapat laporan terkait persiapan penanganan COVID-19 di Klaten. Menurut Bupati Klaten Sri Mulyani, pihaknya tengah menyiapkan sejumlah aset untuk menambah tempat perawatan pasien COVID-19.
“Jadi mumpung dan mudah-mudahan tidak, mumpung kondisinya masih bisa dikendalikan, kita siaga. Toh kalau umpama gak kepakai pun, kita bisa membantu tetangga kiri kanan. Itulah cara kita menjaga gotong royong dan NKRI kita dan Klaten ternyata sudah menyiapkan beberapa aset yang kemudian bisa dipakai untuk isolasi,” ungkapnya.
Di sisi lain, Ganjar juga mendukung pihak RSUD Bagas Waras agar terus memperketat SOP bagi tenaga kesehatan. Sehingga tren nakes yang tak terpapar COVID-19 tetap terjaga.
“Jadi menurut saya ini SOPnya bagus banget. Perawat bisa sehat semuanya itu top, artinya tidak ada bocor itu. Bocor kasar maupun bocor alus nggak ada. Jadi artinya bisa terjaga, mudah-mudahan SOPnya itu tetep diperketat. Sehingga kita bisa menjaga ini mudah-mudahan kontijensi plan-nya bisa disiapkan dengan baik,” tandas Ganjar.
Saat ini terdapat sebelas daerah di Jawa Tengah yang masuk kategori zona merah COVID-19.
Di antaranya Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, Demak, Grobogan, Sragen, Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten Semarang, Wonogiri, dan Karanganyar.
Ganjar mengungkapkan, pihaknya mengajak seluruh kepala daerah untuk kompak dalam penanganan COVID-19.