SERAYUNEWS – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Banyumas sejak Minggu (3/8/2025) memicu bencana tanah longsor di puluhan titik.
BPBD Banyumas mencatat, sedikitnya 22 titik longsor tersebar di beberapa desa di wilayah Kecamatan Kedungbanteng.
Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho, menyebut bahwa bencana ini terjadi akibat cuaca ekstrem, kondisi tanah jenuh air, serta kontur tebing yang terjal.
“Longsor terbesar terjadi di jalan penghubung antara Desa Kutaliman dan Desa Melung. Material longsor berupa tanah dan rumpun bambu menutup akses jalan sepanjang 10 meter,” ujar Budi kepada Serayunews.com, Senin (4/8/2025).
Tim gabungan dari BPBD, TRC lintas sektoral, TNI/Polri, relawan, dan warga setempat telah melakukan penanganan darurat sejak Minggu malam.
Namun karena hujan terus mengguyur, evakuasi material sempat dihentikan dan dilanjutkan pagi ini.
“Tim kami sudah melakukan kaji cepat sejak malam. Penanganan darurat dilanjutkan hari ini dengan bantuan alat berat dan peralatan manual seperti chainsaw, sekop, dan alkon,” lanjut Budi.
Berikut rincian wilayah terdampak longsor:
BPBD memastikan tidak ada korban jiwa dan kerusakan rumah signifikan dalam peristiwa ini.
Namun, sejumlah fasilitas umum seperti jalan kabupaten tertutup material longsor. Nilai kerugian material masih dalam penghitungan.
Hingga Senin pagi, BPBD masih memantau wilayah rawan melalui aplikasi RONWASNA, terutama di daerah yang masih hujan.
“Warga kami imbau tetap waspada dan segera melaporkan jika terjadi retakan tanah atau tanda-tanda longsor. Koordinasi dengan pemdes, linmas, dan relawan sudah kami lakukan untuk mempercepat respon,” tegas Budi.
Meski belum ada kebutuhan darurat mendesak, BPBD merekomendasikan dukungan logistik seperti sembako. Ini untuk menunjang kerja bakti warga membersihkan material longsor.
Unsur penanganan bencana melibatkan BPBD, DAMKAR, SATLINMAS, Polsek dan Koramil Kedungbanteng, pemerintah desa, serta masyarakat setempat.