SERAYUNEWS – Hari Kesaktian Pancasila kembali diperingati pada 1 Oktober 2025. Tahun ini, peringatan nasional tersebut mengusung tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya”.
Tak hanya melalui upacara bendera, berbagai kegiatan digelar untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat persatuan, salah satunya adalah lomba baca puisi.
Tradisi lomba puisi di Hari Kesaktian Pancasila tidak sekadar ajang unjuk keterampilan berbahasa, melainkan juga sarana edukasi yang menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila kepada generasi muda.
Melalui bait-bait puisi, pesan kebangsaan dapat disampaikan dengan cara yang menyentuh hati dan membangkitkan rasa nasionalisme.
Masyarakat, khususnya pelajar, biasanya mulai mencari referensi puisi bertema kebangsaan menjelang momen ini.
Tema tahun 2025 yang menekankan Pancasila sebagai perekat bangsa menjadi benang merah dalam karya-karya yang diperlombakan. Oleh karena itu, berbagai contoh puisi telah disiapkan untuk bisa dijadikan inspirasi dalam mengikuti lomba baca puisi.
Puisi yang dibacakan pada momen Hari Kesaktian Pancasila umumnya berisi pesan persatuan, penghormatan terhadap sejarah, dan semangat menjaga keutuhan bangsa.
Kehadiran lomba ini memperkuat pemahaman masyarakat tentang bagaimana Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga identitas yang menyatukan Indonesia dengan segala keberagamannya.
Selain itu, membaca puisi bertema kebangsaan memberi kesempatan bagi peserta untuk mengekspresikan kecintaan pada tanah air dengan penuh penghayatan.
Setiap kata yang dilantunkan diharapkan mampu menggugah hati pendengar, menumbuhkan rasa bangga, sekaligus memperkuat tekad dalam menjaga persatuan bangsa.
Di bawah langit Oktober yang cerah,
kita kenang perjuangan penuh darah,
Pancasila berdiri, teguh tak tergoyah,
jadi cahaya bangsa, jadi penuntun arah.
Hari ini bukan sekadar peringatan,
tapi janji untuk terus bertahan,
melawan lupa, melawan perpecahan,
demi Indonesia yang penuh persatuan.
2. Pancasila Jadi Penopang Bangsa
Lima sila bagai bintang gemilang,
menyala di hati, menuntun sepanjang,
dari masa kelam menuju terang,
Pancasila jadi penopang bangsa yang riang.
Kesaktian itu hidup dalam jiwa,
menyatukan suku, agama, dan bahasa,
pada 1 Oktober kita berjanji setia,
membangun Indonesia adil sejahtera.
Bukan hanya semboyan di kertas tua,
Pancasila hidup di nadi bangsa,
dari desa kecil hingga kota raya,
jadi pondasi tak tergantikan selamanya.
Hari kesaktian, mari renungkan,
betapa berat perjuangan dipertahankan,
Pancasila sakti, tak akan tergantikan,
selama rakyat bersatu, Indonesia bertahan.
Puisi memiliki kekuatan dalam menyampaikan pesan yang mendalam. Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025, karya sastra ini berfungsi sebagai pengingat akan sejarah perjuangan sekaligus penegasan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan.
Dengan adanya referensi puisi yang sesuai tema tahun ini, para peserta lomba memiliki bekal untuk tampil lebih percaya diri.
Lebih jauh lagi, kegiatan ini juga diharapkan mampu menanamkan kesadaran bahwa menjaga persatuan adalah tanggung jawab bersama seluruh warga negara.***