SERAYUNEWS – Gunung Slamet berstatus waspada sejak kemarin, Jumat 20 Oktober 2023. Peningkatan status menjadi level II atau waspada ini di-sampaikan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pemalang, Misbah.
“Laporan adanya kenaikan status Gunung Slamet dari normal ke waspada,” kata Misbah, Kamis (19/10/2023).
Adanya kenaikan aktivitas pada Gunung Slamet membuat warga yang tinggal di sekitar kaki gunung ini resah.
Tidak hanya berada di 1 kabupaten tapi Gunung Slamet meliputi 5 kabupaten di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes.
Gunung Slamet terletak di ketinggian 3.432 mdpl dengan suhu rata-rata paling dingin diantara gunung di Pulau Jawa.
Selain itu, gunung yang membawa kesejukan pada lokasi wisata Baturadden di Purwokerto ini juga memiliki curah hujan yang tinggi 8.134,00 milimeter (mm) per tahun.
Mungkin belum banyak yang tahu bahwa Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah. Untuk di Pulau Jawa, gunung ini adalah gunung tertinggi kedua setelah Gunung Semereu.
Selain itu, Gunung Slamet ini cukup populer di kalangan para pendaki karena merupakan salah satu tujuan pendakian.
Gunung ini adalah gunung tunggal terbesar dan terluas di Indonesia karena diameter tunggal gunung ini begitu luas dan tidak ada gunung lain di area tersebut.
Luas vegetasi Gunung Slamet sekitar 31.200 ha dan luas total area gunung mencapau 56.000 ha.
Gunung Slamet adalah gunung berapi yang aktif sampai sekarang. Sebelum di-nyatakan sebagai level Siaga beberapa hari lalu gunung ini pernah berada pada level Siaga pada pertengahan 2009.
Kawasan wisata yang terkenal di kaki Gunung Slamet adalah Baturadden di Kabupaten Banyumas Raya dengan jarak 15 km dari Purwokerto.
Selain itu, ada juga Pemandian Air Panas Guci yang berada di Kabupaten Tegal.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan level Gunung Slamet dari level normal ke level II atau waspada pada Kamis 18 Oktober 2023.
Pada sepanjang 1-18 Otkober 2023 telah terjadi gempa vulkanik sebanyak 2.069 yang merupakan gempa embusan.
Aktivitas Gunung Slamet yang meningkat di dalam tanah dapat menimbulkan gempa dangkal maupun erupsi freatik.
Menurut Hendra Gunawan, selaku kepala PVMBG potensi risiko Gunung Slamet adalah erupsi freatik maupun erupsi magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah puncak gunung hingga radius 2 kilometer.
“Hujan abu juga dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah lain yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin,” imbuhnya.
Hingga saat ini belum ada perubahan tentang status Gunung Slamet. Aktivitas masyarakat pun masih berlangsung normal.
Lokasi wisata Baturadden di kaki Gunung Slamet pun masih terpantau buka dan dikunjungi oleh wisatawan.
Demikian 5 kabupaten pemilik Gunung Slamet.***