SERAYUNEWS- Bagaimana cara mendidik anak agar jadi mandiri dan pemberani?
Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh jadi pribadi yang mandiri dan pemberani.
Namun, gimana caranya? Tenang, nggak perlu buru-buru. Semua proses ini butuh waktu dan kesabaran.
Yuk, simak langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan!
Berkut ini ada beberapa metode dalam mendidik anak.
Mulai dari hal kecil, seperti merapikan mainan sendiri setelah bermain. Mungkin awalnya nggak rapi, tapi itu proses belajar mereka.
Kalau terbiasa diberi tanggung jawab kecil, anak akan belajar bahwa segala sesuatu ada konsekuensinya.
Misalnya, ajak anak membantu membereskan meja makan atau menyiram tanaman. Selain merasa berguna, ini juga melatih rasa tanggung jawab anak sejak dini.
Anak perlu merasa bahwa pendapatnya didengar. Coba deh, kasih dia pilihan sederhana.
Misalnya, “Mau pakai baju merah atau biru hari ini?” atau “Mau sarapan roti atau nasi goreng?”
Meskipun terlihat sepele, kebiasaan ini membuat anak lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. Ingat, jangan kasih pilihan yang terlalu banyak, ya. Nanti malah bingung!
Kadang-kadang, sebagai orang tua, kita suka ingin semuanya sempurna. Akhirnya, kita jadi terlalu protektif. Padahal, anak perlu tahu rasanya gagal supaya bisa belajar bangkit.
Misalnya, anak lagi belajar naik sepeda, biarkan dia mencoba sendiri. Kalau jatuh, cukup kasih semangat dan bilang, “Coba lagi, pasti bisa!”
Daripada langsung membantunya, beri kepercayaan bahwa dia mampu.
Anak itu peniru ulung, lho. Kalau kamu ingin anak jadi mandiri, tunjukkan sikap itu dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, tunjukkan bagaimana kamu menyelesaikan masalah tanpa panik.
Begitu juga soal keberanian. Kalau kamu selalu menunjukkan keberanian dalam menghadapi tantangan, anak pasti akan menirunya.
Mereka butuh role model dan role model terbaik adalah orang tuanya sendiri.
Anak punya rasa penasaran yang besar. Nah, manfaatkan itu untuk mengajarkan keberanian!
Ajak dia mencoba hal-hal baru, seperti belajar memasak, ikut kegiatan di luar rumah, atau bahkan sekadar bermain di tempat yang berbeda.
Kalau dia terlihat takut, jangan buru-buru memaksa. Dukung secara perlahan.
Misalnya, kalau anak takut bicara di depan banyak orang, mulai dari lingkup kecil dulu, seperti berbicara di depan keluarga.
Jangan lupa untuk selalu menghargai usaha anak, sekecil apa pun itu. Misalnya, anak berani mencoba hal baru, beri apresiasi, “Keren banget, kamu udah berani nyoba!”
Pujian ini bukan cuma membuat anak merasa dihargai, tapi juga mendorong untuk terus mencoba hal-hal lain di kemudian hari.
Keberanian bukan berarti nggak pernah takut. Justru, anak perlu diajarkan bahwa merasa takut itu wajar. Namun, jangan biarkan rasa takut menguasai dirinya.
Ajak berbicara tentang perasaannya. Misalnya, dia takut gelap, tanyakan kenapa. Setelah itu, bantu untuk menemukan solusi, seperti menyalakan lampu tidur.
Penutup
Mendidik anak supaya mandiri dan pemberani memang butuh usaha ekstra, tapi hasilnya bakal sepadan.
Dengan pola asuh yang tepat, anak akan tumbuh jadi pribadi yang percaya diri, tangguh, dan siap menghadapi dunia.
Ingat, peran orang tua adalah mendampingi, bukan mengontrol. Jadi, yuk, mulai tanamkan nilai-nilai ini sejak sekarang!***(Ika Sriani)