Ketua RT 6 RW 6, Yanita Kartikawati mengatakan, peristiwa tersebut disebabkan oleh banjirnya Sungai Logawa. Dari banjir tersebut ada 94 kepala keluarga dan 71 rumah yang terdampak.
“Kalau yang terancam mengalami longsor itu ada sekitar 12 rumah itu dekat dengan aliran Sungai Logawa, rumah-rumah itu mengalami retak-retak,” ujar dia.
Meski terdampak dan terancam longsor, masih menurut Yanita, warga terdampak belum mengungsi, dan memilih tetap berada di rumahnya meski merasa khawatir.
“Pihak desa sudah melakukan monitoring, mereka memang belum mau mengungsi dan masih berada di rumahnya masing-masing,” kata dia.
Sementara itu menurut Fatimah, satu di antara warga yang terdampak mengaku rumahnya terdampak sudah cukup lama bahkan sebelum pandemi Covid-19.
“Karena sering hujan deras, kondisinya jadi semakin parah, ada tanah yang amblas serta retak-retaknya semakin banyak,” ujarnya.
Ia meyakini, amblasnya tanah dan retaknya dinding rumahnya lantaran banjir Sungai Logawa menggerus pinggir sungai.
“Semenjak banjir, aliran Sungai Logawa jadi pindah ke sisi kanan, bahkan tanah dan batuan sudah ada yang mulai berjatuhan,” kata dia.