SERAYUNEWS – Sumber nutrisi terbaik untuk bayi adalah air susu ibu (ASI). Sayangnya tidak semua ibu memiliki ASI yang berlimpah atau lancar.
Beruntungnya, seorang ibu yang mendapat kelancaran ASI. Ternyata, menyusui tidak dapat sembarangan. Terdapat adab menyusui dalam Islam yang bisa menjadi acuan.
Dengan memperhatikan adab menyusui dalam Islam, kegiatan menyusui tidak hanya memberikan manfaat bagi ibu dan bayi, tapi juga mendapatkan keberkahan dan pahala dari Allah SWT.
Kemudian, bagaimana adab menyusui dalam Islam? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Sebenarnya, menyusui bayi sendiri hingga bayi berusia dua tahun hanyalah sebatas anjuran.
Melansir berbagai sumber, tidak ada larangan jika anak disapih kurang dari dua tahun. Selama orangtua sama-sama rela, hal ini berdasarkan ayat berikut.
“Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa bagi keduanya.” (Qs Al Baqoroh: 233)
Dari Fatimah binti Al Husain dari bapaknya Al Husain bin Ali ia berkata, “Tatkala Al Qasim putra Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, Khadijah berkata,
‘Wahai Rasulullah, air susu Al Qasim melimpah, sekiranya saja Allah memberinya kehidupan hingga tuntas penyusuannya.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu menjawab, ‘Sungguh penyusuannya akan disempurnakan di surga.’” (HR. Ibnu Majah)
Melansir dari buku “Menyusui dan Menyapih dalam Islam”, penerbit Elex Media Komputindo (2015), berikut beberapa adab menyusui dalam Islam.
Dalam Islam dianjurkan sebelum menyusui si Kecil untuk berwudu terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menyucikan tubuh dan pikiran.
Berwudu menjadi aktivitas yang dapat menstimulasi rangsangan irama tubuh secara alami untuk mengendalikan emosi seseorang.
Dalam Islam, membaca basmalah sebelum memulai aktivitas akan memberikan keberkahan kepada semua hal, salah satunya saat menyusui.
Ada sebuah hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya oleh sahabat, “‘Wahai Rasulullah, kami makan dan kami tidak kenyang,’ beliau lalu menjawab,
‘Mungkin kalian berpisah-pisah dalam makanan’. Mereka menjawab, ‘Ya.’ Rasulullah lantas bersabda, ‘Maka berkumpullah atas makanan kalian, sebutkan nama Allah (membaca basmalah) atas-Nya maka Allah akan memberkahi kalian dalam makanan itu.’” (HR. Abu Daud)
Rasulullah selalu menganjurkan umatnya untuk mengawali segala sesuatu dengan hal baik dalam ajaran Islam. Salah satunya ketika memulai aktivitas dianjurkan untuk memulai dari sebelah kanan.
Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
“Rasulullah SAW suka memulai dari sebelah kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci dan dalam seluruh aktivitas beliau” (HR. Bukhori)
Kegiatan menyusui bayi juga termasuk dalam hal yang baik, maka mulailah dari sebelah kanan.
Proses menyusui merupakan salah satu bentuk cinta dari ibu dengan memberikan yang terbaik kepada anak berupa ASI untuk mendukung pertumbuhannya.
Ketika menyusui anak, ibu akan memegangnya dengan penuh cinta dan ketulusan hati untuk menggapai ridha dari Allah SWT.
Saat menyusui Ibu bisa sambil bersenandung ayat Al-Qur’an. Lantunan ayat Al-Qur’an dapat menenangkan dan menstimulus kecerdasan otak anak sama halnya seperti mendengarkan sebuah lagu.
Anjuran untuk menyusui anak hingga berusia 2 tahun ini secara jelas tersebut dalam Al-Qur’an penggalan surat Al-Baqarah ayat 233.
“Dan para ibu, hendaklah menyusukan anak-anak mereka dua tahun penuh, (yaitu) bagi siapa yang ingin menyempurnakan penyusuan.”
Memberikan ASI pada anak selama 2 tahun tentunya bukan tanpa alasan. Menyusui memberikan beragam manfaat baik bagi ibu dan bayinya.
Salah satunya, dapat meningkatkan imun tubuh anak serta menurunkan risiko terkena kanker payudara pada ibu.
Demikianlah penjelasan mengenai adab menyusui bayi dalam Islam. Semoga bermanfaat!***(Putri Silvia Andrini)