SERAYUNEWS – Dianggap mencoreng dan melecehkan wibawa keadilan atas aksi oknum pengacara yang naik ke atas meja dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, sejumlah advokat di Kabupaten Banyumas melakukan aksi solidaritas di depan PN Purwokerto dengan memberikan buket bunga kepada petugas, Kamis (13/2/2025).
Koordinasi aksi sekaligus Ketua DPC Peradi SAI Purwokerto, Djoko Susanto mengungkapkan jika apa yang telah terjadi pada persidangan Razman dan Hotman Paris, hingga aksi oknum advokat naik ke atas meja di Jakarta telah melecehkan wibawa pengadilan. “Kami gabungan advokat dari berbagai organisasi. Ini bentuk keprihatinan kami. Melalui PN ini ada pesan moral bahwa pengacara bukanlah orang kebal hukum. Pengacara adalah bagian dari hukum yang harus punya sopan santun dan menghargai pengadilan serta jalannya persidangan,” ujar dia.
Seorang advokat, lanjut Djoko, seharusnya memang memiliki adab dan sopan santun, dan menciptakan PN yang bersih dan agung. Ia yang merupakan Ketua DPC Peradi SAI Purwokerto mengimbau kepada seluruh anggotanya tetap mengedepankan hal-hal tersebut. “Harus menjaga Marwah, jangan hanya mengedepankan emosial dalam membela klien,” kata dia.
Bagi Djoko seorang advokat harus profesional dan rasional dalam setiap tindakannya. Apalagi lembaga peradilan adalah milik masyarakat yang harus dijunjung tinggi karena muara terakhir dalam mencari keadilan. Sehingga Ia dengan keras mengutuk atas aksi yang terjadi di PN Jakarta Utara.
Masih di lokasi yang sama, Kepala PN Purwokerto, Eddy Daulatta Sembirung mengungkapkan jika pihaknya sangat mengapresiasi aksi tersebut. Ia menganggap aksi tersebut merupakan aksi positif dari advokat yang ada di Kabupaten Banyumas. “Seharusnya seperti inilah yang harus dilakukan saling menghormati dan menghargai satu sama lain, tanpa terkecuali,” ujarnya.
Eddy juga mengungkapkan saling menghormati dalam persidangan tidak hanya untuk advokat saja hal itu berlaku juga untuk hakim tanpa terkecuali. “Siapapun itu apabila ada person yang naik meja persidangan apalagi itu masih berjalan saya pikir apa yang ditunjukan sangat tidak etis,” katanya.