SERAYUNEWS– Konflik sejumlah negara di Timur Tengah, saat ini semakin menegangkan. Ketua Umum Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII), Dr Agus Haryanto menilai, serangan drone oleh Iran ke Israel secara singkat, telah menaikkan tensi ketegangan di Timur Tengah.
Namun, pihaknya berpandangan, hal ini tidak akan meningkat lebih tinggi eskalasinya. Dia menyoroti beberapa alasan yang memperkuat argumentasi tersebut. Pertama pernyataan Amerika Serikat (AS), bahwa mereka tidak akan membantu Israel melakukan serangan ofensif ke Iran.
“AS hanya akan membantu Israel menahan serangan-serangan dari Iran. Kedua, Iran memberikan peringatan sebelum meluncurkan serangan. Hal ini mengindikasikan Iran melakukan gertakan ke Israel, dengan tidak menunjukkan intensi untuk menyerang secara total,” ungkapnya, Selasa (16/4/2024).
Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu berpandangan, situasi di Timur Tengah saat ini tergantung pada bagaimana respon Israel atas serangan ini. “Jika Israel berani membalas serangan Iran, maka kemungkinan Iran akan melancarkan serangan yang lebih besar lagi,” tuturnya.
Hal ini, kata dia tentu yang akan memicu naiknya ketegangan. “Namun dalam pandangan saya, Israel tidak akan melakukan serangan yang membuat Iran melakukan serangan offensif yang lebih besar lagi ke Israel,” beber Dosen Hubungan Internasional FISIP Unsoed tersebut.
Diketahui, Iran melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) petang. Dalam serangan itu, Iran menembakkan lebih dari 300 rudal dan drone ke Israel untuk pertama kalinya. Namun, hampir semua tembakan dicegat Israel dan negara lain, termasuk Amerika Serikat, Yordania, dan Inggris.
Serangan Iran itu terjadi karena sebelumnya Israel melakukan serangan pada fasilitas diplomatik Iran yang ada di Damaskus Suriah. Sejak perseteruan dua negara tersebut, dinamika di Timur Tengah mulai melebar. Tak hanya soal koflik Palestina dengan Israel tapi juga Israel dengan Iran.