SERAYUNEWS– Bulan Syawal bukan sekadar penutup dari perayaan Idul Fitri. Ini adalah bulan pembuktian akan keberhasilan transformasi spiritual usai menjalani gemblengan selama Bulan Suci Ramadan.
Ujian keistiqamahan, mulai dari Syawal. Oleh karena itu, bagian akhir bulan ini sangat penting untuk menilai sejauh mana kita dapat mempertahankan semangat ibadah pada Allah SWT.
Hadis dari Abu Ayyub al-Anshari menyebutkan:
“Barangsiapa berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)
Penjelasan: Puasa enam hari ini bisa dilakukan berturut-turut atau terpisah selama bulan Syawal.
Gabungan puasa Ramadan dan enam hari Syawal = 30 hari + 6 hari = 36 hari. Dalam pahala, 1 kebaikan dibalas 10, maka 36 x 10 = 360 hari (satu tahun).
Akhir Syawal adalah kesempatan terakhir bagi yang belum melaksanakannya. Jangan sampai terlewat.
Setelah terbiasa bangun malam selama Ramadan, pertahankan momentum tersebut:
Shalat Tahajud di akhir malam membawa keutamaan luar biasa sebagaimana firman Allah:
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat Tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79)
Shalat Dhuha, Rawatib, dan Witir juga bisa menjadi penyambung amalan Ramadan yang menambah kedekatan kita kepada Allah.
Dzikir dan istighfar adalah obat hati. Allah SWT berfirman:
“Maka ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu…” (QS. Al-Baqarah: 152)
Amalan praktis:
Syawal dikenal juga sebagai bulan silaturahim. Meski momen Idul Fitri telah berlalu, menjalin kembali hubungan yang renggang atau memperbaiki komunikasi adalah amalan yang sangat dianjurkan:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bisa mulai dari:
Bersedekah di akhir Syawal mempertegas bahwa kebiasaan baik selama Ramadan tidak berhenti begitu saja. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR. Muslim)
Bentuk sedekah:
Momen akhir Syawal juga cocok untuk:
Mengevaluasi capaian Ramadan dan Syawal: apakah ada peningkatan dalam membaca Qur’an, menjaga lisan, dan ibadah lainnya?
Menyusun target ke depan, seperti:
Kesimpulan: Jangan Biarkan Syawal Berakhir Begitu Saja
Akhir bulan Syawal adalah saat yang sangat strategis untuk meneguhkan niat menjaga kualitas iman. Jangan biarkan semangat ibadah hanya menjadi kenangan Ramadan. Jadikan akhir Syawal sebagai awal perubahan diri yang berkelanjutan.
Dengan puasa, dzikir, sedekah, silaturahim, dan evaluasi ibadah, kita bisa meraih ridha Allah SWT dan menyiapkan diri menyambut bulan-bulan ke depan dengan lebih kuat secara ruhani.