“Akses masuk kota memang kami tutup. Tujuannya agar tidak ada keramaian dan kerumunan di kawasan kota. Petugas kami siagakan di sini,” kata Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dinhub Purbalingga, Sunarto, yang berjaga di jalan masuk Purbalingga di perempatan Kelurahan Karangsentul, Sabtu (6/2/2021) pagi.
Empat pintu masuk Kota Purbalingga ditutup selama dua hari saat pemberlakuan Gerakan Jateng di Rumah Saja. Masing-masing di perempatan Karangsentul, Sirongge, Kedungmenjangan dan simpang lima Selabaya.
Berdasarkan pantauan suasana wilayah Kabupaten Purbalingga khususnya di wilayah kota nampak lengang. Jalan protokol di kawasan Jenderal Soedirman lengang dari kendaraan. Mayoritas pusat pertokoan tutup. Hanya beberapa kendaraan yang nampak melintas.
Petugas gabungan dari Polri, TNI dan Satpol PP serta Dinhub melakukan patroli berkeliling. Sementara itu kawasan pasar tradisional juga nampak sepi. Kendati sebagian pedagang tetap berjualan, namun pembeli tidak seramai biasanya. Kondisi tersebut terjadi di Pasar Segamas, Pasar Hartono dan Pasar Mandiri.
“Kami tetap berjualan walau jam jualan dibatasi hingga pukul 11.00 WIB. Namun ternyata pembeli juga tak seramai hari biasa,” kata Kurniawan, pedagang di Pasar Mandiri.
Sementara itu Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Purbalingga Food Center (PFC) memilih libur selama dua hari. Perwakilan pedagang, Achmad Jhoni mengatakan pihaknya sudah bermusyawarah dan sebagian pedagang memilih tidak berjualan.
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Johan Arifin mengatakan selama dua hari pedagang pasar tradisional memang diperbolehkan buka. Namun jam buka dibatasi mulai pukul 01.00 hingga pukul 11.00 WIB.
“Untuk restoran, rumah makan, warung makan dan PKL diimbau tidak berjualan. Namun jika tetap berjualan harus mengacu aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tahap II,” jelasnya.