SERAYUNEWS- Gaduh berita gagalnya Kaesang Pangarep mengikuti Pilkada pada akhirnya kalah dari isu gaya hidup mewah yang melukai hati rakyat Indonesia.
Banyak orang menganggap pasangan ini tidak memiliki kepekaan. Mereka mempertontonkan kemewahan pada saat ribuan mahasiswa dan masyarakat sipil melakukan aksi massa terkait RUU Pilkada.
Kaesang dan istrinya Erina Gundono menjadi sorotan usai perjalanan mereka ke Amerika Serikat (AS) menampilkan gaya hidup mewah.
Kegaduhan ini berawal dari unggahan di Instagram Story Erina ketika berada di pesawat yang konon jet pribadi. Kemudian, unggahannya terkait roti seharga Rp400 ribu, hingga pembelian stroller bayi seharga puluhan juta, juga turut memicu kegaduhan.
Mereka kerap memposting foto-foto lain yang memperlihatkan keluarga tersebut berbelanja di kota Venice dan Rodeo Drive di Los Angeles serta mengunjungi stadion Philadelphia Eagles.
Salah satu foto yang memperlihatkan pasangan tersebut sedang makan kue brioche seharga US$25 di California telah menyebabkan warganet menjuluki Erina sebagai Marie Antoinette dari Indonesia.
Menu dalam Story di Instagram Erina merupakan roti brioche panggang dengan isi daging lobster dan pilihan saus, lalu tersaji dengan taburan daun bawang.
Brioche merupakan roti Perancis beragi yang mengandung mentega, telur, susu, dan sedikit gula guna menghasilkan tekstur yang lembut dan rapuh.
Kata Brioche membawa ingatan kita pada ucapan yang konon Marie-Antoinette ucapkan—“Qu’ils mangent de la brioche.” Kemudian, banyak orang mengartikannya biarkan mereka makan kue.
Menurut cerita, itu adalah tanggapan ratu saat tahu bahwa rakyat jelata yang kelaparan tidak punya roti. Kue lebih mahal daripada roti, anekdot itu mengutip contoh ketidakpedulian Marie-Antoinette terhadap kondisi dan kehidupan sehari-hari orang biasa.
Selain itu, orang menyamakan Erina dengan Marie Antoinette juga karena gaya hidup yang mewah. Mungkin sama dengan Erina Gudono, awalnya Marie Antoinette cukup populer, tapi ia kemudian rakyat benci karena gaya hidup yang boros.
Selama Revolusi Prancis, ia mendapat julukan Madame Déficit. Alsannya, rakyat menganggap ia bertanggung jawab atas krisis keuangan negara yang parah akibat gemar kemewahan dan hiburan.
Marie berfoya-foya menggunakan uang pajak rakyat. Bahkan, saat itu Prancis tengah mengalami krisis ekonomi. Saking krisisnya, roti yang sebagai bahan pangan utama pun sulit untuk orang dapatkan.
Rakyat menilai Marie tidak memiliki empati pada saat itu hingga menuntutnyauntuk mendapat eksekusi. Marie akhirnya masuk penjara dan mendapat hukuman mati dengan cara guillotine pukul 12.15 pada tanggal 16 Oktober 1793.
Guillotine adalah alat eksekusi selama Revolusi Prancis untuk memenggal kepala dengan cepat dan efisien. Alat ini menjadi simbol revolusi dan menghukum mati mereka yang menjadi musuh negara.
Sekali lagi, Erina dianggap sebagai Marie Antoinette karena ia memamerkan kehidupan mewahnya lewat Instagram story, di saat masyarakat Indonesia sedang mencari keadilan.***(Kalingga Zaman)