SERAYUNEWS – Guru sangat berperan dalam kemajuan pendidikan suatu negara. Tugas guru ialah membimbing, mendidik, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi. Seorang guru harus bertanggungjawab dalam memberikan bimbingan kepada siswa.
Hampir semua orang berpendapat bahwa peran guru di sekolah tidak dapat tergantikan oleh teknologi secanggih apapun.
Pendapat tersebut muncul karena seorang guru membutuhkan emosi dalam mentransfer ilmu kepada siswa.
Namun, para peneliti melakukan inovasi dan eksperimen untuk membuat AI yang bertanggungjawab dan memiliki akurasi dalam memahami emosi.
Inovasi AI ini disebut dengan Emotional AI atau Affective Computing. Teknologi canggih tersebut bertujuan untuk memproses dan mereplikasi emosi seseorang melalui barbagai macam teknik.
Melalui teknik analisis intonasi suara, analisis teks, analisis ekspresi wajah, dan analisis gerak tubuh dapat mengetahui segudang informasi.
Informasi yang didapat dari AI berupa perasaan seseorang dan respon dengan tepat sehingga akan menciptakan interasi antara manusia dengan mesin yang lebih autentik. Jika dihubungkan dalam konteks pembelajaran maka berbagai informasi tersebut akan berpengaruh bagi siswa.
Misalnya analisis teks digunakan untuk memahami tanggapan siswa, analisis audio diaplikasikan untuk mengidentifikasi siswa yang kesal dan memberikan bantuan yang tepat, analisis video digunakan untuk menilai emosi untuk mengevaluasi siswa.
Teknologi ini dapat memahami siswa selama proses belajar mengajar sehingga dapat menyesuaikan metode pengajaran yang tepat dengan kebutuhan dan emosi siswa.
Meskipun AI pendeteksi menawarkan segudang manfaat tetapi disisi lain dapat mengancam profesi guru. Profesi mulia tersebut dapat tergantikan oleh teknologi AI pendeteksi emosi. Hal ini berpotensi hilangnya peran sentral pada guru dalam mengelola emosi dan memahami siswa.
Penerapan AI dalam dunia pendidikan berpotensi meningkatkan pendidikan suatu negara. Namun, masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Jika teknologi ini diterapkan perlu memastikan bahwa sesuai dengan kepentingan dan nilai-nilai etika pada siswa.
Selain itu pemerintah juga perlu mengalokasikan atau memanajemen kesejahteraan guru yang tergantikan oleh kecangihan teknologi AI. *** ( Fauzi Adi Wijaya)