Purwokerto, serayunews.com
Bupati Banyumas, Achmad Husein membenarkan, adanya pengetatan tersebut. Pihaknya tidak ingin Covid-19 varian baru tersebut masuk ke Kabupaten Banyumas.
“Jadi nanti, wisata yang boleh dibuka yakni wisata outdoor, pengunjungnya dibatasi hanya sampai 30 persen kapasitas yang ada,” kata dia seusai rapat dengan sejumlah kepala dinas, Kapolres, Dandim dan Wakil Bupati Banyumas di area Pendapa Sipanji Purwokerto, Senin (14/6).
Kemudian untuk hajatan, lanjut Husein, terhitung dari tanggal 1 Juli 2021, masyarakat tidak diperbolehkan untuk menggelarnya. Namun, untuk hajatan dengan cara pengesahan di KAU saja diperbolehkan, tentunya dengan protokol kesehatan yang telah diwajibkan.
“Kalau sekarang masih boleh, tetapi harus benar-benar ketat, protokol kesehatan dan lainnya harus diperhatikan,” ujarnya.
Kepada Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas yang hadir dalam rapat tersebut, Bupati juga meminta agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ditiadakan terlebih dahulu. Namun, untuk vaksinasi terhadap guru-guru harus tetap berjalan.
“Kalau terkait keagamaan (tempat ibadah dan lainnya, red) kami rapatkan terlebih dahulu dengan tokoh-tokoh agama,” kata dia.
Sering dianggap menjadi salah satu pusat kerumunan, kafe-kafe di Purwokerto juga tidak akan luput dari pengawasan. Bupati meminta nanti dari Satpol PP, TNI dan Polri melakukan razia, dengan pengelola maupun pemilik kafe yang membandel melanggar jam malam atau tidak mematuhi protokol kesehatan akan diberikan surat peringatan.
“Jadi tidak hanya ditegur saja, diberi surat peringatan ke satu, dua dan tiga. Kalau sampai tiga kali, kita tutup kalau tidak kita cabut izinnya,” ujarnya.
Kapolresta Banyumas, Kombes Pol M Firman L Hakim yang hadir dalam kegiatan tersebut juga mendukung penuh keputusan Bupati Banyumas. Dimana pihaknya juga mewacanakan akan melakukan swab terhadap pengunjung dari luar Kabupaten Banyumas. Dimana swab terseebut akan dilakukan secara random.
“Kita hanya ingin memastikan bahwa rombongan wisatawan yang datang dalam keadaan aman. Jadi semisalnya mereka datang lima orang, kita lakukan swab terhadap tiga orang dari mereka,” ujarnya.
Baca juga Rombongan Peziarah Kutasari Purbalingga Sempat Tolak Rapid Antigen, Ternyata Ada yang Reaktif