
SERAYUNEWS – Bobibos atau Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos merupakan inovasi bahan bakar alternatif berbasis tanaman yang dikembangkan oleh anak bangsa. Lantas, bisa beli di mana?
Produk ini resmi diperkenalkan kepada publik di Bumi Sultan Jonggol, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu tanggal 2 November 2025 oleh PT Inti Sinergi Formula.
Sosok di balik penemuan ini adalah M Ikhlas Thamrin, seorang peneliti energi nabati yang telah mengembangkan formulanya sejak tahun 2007.
Tujuan pengembangan Bobibos sangat jelas yaitu menciptakan sumber energi dalam negeri yang mandiri, ramah lingkungan, dan dapat diproduksi dari sumber daya alam lokal.
Dengan begitu, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil serta impor energi yang selama ini sangat membebani ekonomi nasional.
Bahan baku Bobibos berasal dari tanaman lokal yang tumbuh di persawahan Indonesia.
Tanaman tersebut dapat ditemukan dengan mudah tanpa perlu penanaman khusus.
Dengan kata lain, Bobibos memanfaatkan potensi hayati yang selama ini tidak banyak dimanfaatkan secara maksimal.
Keunggulan bahan bakar ini terletak pada sifatnya sebagai biofuel atau energi nabati yang dapat diperbarui.
Ketergantungan terhadap minyak bumi yang terbatas dapat dikurangi dan sekaligus memberikan alternatif yang lebih bersih bagi lingkungan.
Bobibos terdiri dari dua varian yaitu cairan berwarna merah untuk mesin diesel dan cairan bening untuk mesin bensin.
Berdasarkan pengujian laboratorium, Bobibos memiliki tingkat oktan mendekati RON 98 atau setara dengan bahan bakar beroktan tinggi milik Pertamina.
M Ikhlas Thamrin menyebut hasil pembakaran Bobibos menghasilkan emisi yang sangat rendah.
Uji coba selama lima tahun menunjukkan kadar emisi mendekati nol dalam seratus kali percobaan.
Hasil ini menempatkan Bobibos sebagai salah satu bahan bakar ramah lingkungan yang potensial.
Selain itu, performanya diklaim irit. Jika dibandingkan dengan solar dan bensin konvensional, Bobibos mampu menempuh jarak lebih jauh dengan jumlah bahan bakar yang sama.
Dari segi harga, Bobibos disebut hanya sepertiga dari harga BBM beroktan serupa, sehingga dinilai ekonomis untuk masyarakat luas.
Motivasi utama lahirnya Bobibos adalah upaya mengurangi ketergantungan energi impor.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan luas yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif.
“Kenapa sawah tidak bisa menghasilkan bahan bakar seperti halnya menghasilkan beras. Indonesia kaya sumber daya, tinggal mau atau tidak kita berdaulat energi,” ujar Ikhlas dalam peluncuran Bobibos, dikutip dari pemberitaan nasional.
Dengan memanfaatkan tanaman yang tumbuh di sawah, petani tidak hanya memproduksi bahan pangan tetapi juga dapat berkontribusi pada produksi energi nabati nasional.
Bobibos tercatat telah melalui serangkaian pengujian di Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi atau Lemigas di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Hal ini menjadi dasar bahwa kualitasnya tidak hanya berdasarkan klaim sepihak, tetapi telah melalui proses verifikasi ilmiah.
Saat ini Bobibos belum tersedia untuk pembelian bebas. Informasi resmi dari akun Instagram Bobibos menyebutkan bahwa pihak pengembang masih berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengurus izin produksi serta distribusi nasional.
Bobibos akan dipasarkan secara bertahap. PT Primajasa Perdanaraya Utama disebut siap menjadi pengguna perdana untuk armada bus di wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek.
Dengan kata lain, Bobibos sedang berada pada fase transisi menuju produksi massal.
Bobibos dinilai memiliki potensi strategis sebagai energi nasional yang mandiri.
Selain ramah lingkungan, bahan bakunya berasal dari alam lokal yang mudah tumbuh dan diperbarui.
Namun, tantangan terkait regulasi, kapasitas produksi, dan infrastruktur distribusi harus ditata dengan matang sebelum masuk ke pasar luas.
Indonesia memiliki peluang besar memimpin sektor biofuel dunia, dan Bobibos dapat menjadi salah satu tonggaknya.***