SERAYUNEWS – Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama kepada sejumlah tokoh yang dinilai berjasa bagi bangsa. Apa itu?
Salah satu yang mendapat sorotan adalah Teddy Indra Wijaya, Sekretaris Kabinet, yang disebut sebagai sosok disiplin, tegas, dan loyal dalam mengawal pelayanan publik.
Penganugerahan ini bukan acara biasa. Nama-nama besar dari kalangan pejabat, tokoh agama, hingga budayawan turut menerima penghargaan, menjadikan momen ini ramai diperbincangkan publik.
Teddy Indra Wijaya menerima penghargaan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 73 hingga 78 tahun 2025.
Dalam pembacaan naskah acara, Teddy digambarkan sebagai pejabat yang mampu memastikan koordinasi lintas kementerian berjalan cepat dan efisien, sehingga pelayanan publik bisa lebih efektif.
Kariernya di birokrasi memang tidak banyak disorot publik, tetapi perannya penting.
Ia bekerja di balik layar memastikan mesin pemerintahan tetap berjalan mulus, sebuah kontribusi yang kini diakui negara dengan penghargaan prestisius ini.
Tentu Teddy bukan satu-satunya penerima. Nama-nama besar seperti Zulkifli Hasan (Menteri Koordinator Bidang Pangan), Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertanian), hingga Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM) juga mendapat penghargaan serupa.
Dari lembaga legislatif, Puan Maharani (Ketua DPR RI), Ahmad Muzani (Ketua MPR RI), Sultan Najamudin (Ketua DPD RI), hingga Sufmi Dasco (Wakil Ketua DPR RI) ikut menerima tanda jasa kehormatan.
Ada pula penghargaan anumerta untuk Kapolri Hoegeng Iman Santoso, tokoh legendaris yang dikenal jujur dan berintegritas. Penghargaan itu diserahkan kepada ahli warisnya.
Nama Haji Isam, pengusaha asal Kalimantan Selatan, juga mencuri perhatian setelah ikut masuk daftar penerima. Hal ini menambah warna tersendiri dalam daftar panjang penerima Bintang Mahaputera tahun ini.
Tak hanya pejabat, ulama dari organisasi Islam besar juga menerima penghargaan.
KH Miftachul Akhyar (Rais Aam PBNU) mendapat Bintang Mahaputera Utama berkat perannya memperkuat Islam rahmatan lil ‘alamin, menjaga persatuan umat, dan mendorong moderasi beragama.
Di sisi lain, Prof Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah) juga diganjar penghargaan serupa.
Haedar dinilai berjasa dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan penguatan civil society melalui jaringan luas Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Beberapa tokoh lainnya menerima kelas penghargaan berbeda.
Misalnya, KH Abdul Ghofur dan KH Muhammad Maksum yang menerima Bintang Mahaputera Pratama, serta KH Anwar Iskandar (Ketua Umum MUI) dengan alasan kontribusinya di bidang dakwah dan pendidikan.
Sementara itu, dua budayawan besar, Taufiq Ismail dan Emha Ainun Najib (Cak Nun), memperoleh Bintang Mahaputera Nararya atas dedikasi mereka di dunia sastra, budaya, dan dakwah kultural.
Lalu, apa sebenarnya Bintang Mahaputera Utama? Bintang Mahaputera adalah salah satu tanda kehormatan tertinggi yang diberikan negara.
Dalam hierarki penghargaan, posisinya berada setingkat di bawah Bintang Republik Indonesia. Bintang Mahaputera sendiri terbagi dalam lima kelas, yakni:
Kelas Utama berada di tingkat ketiga. Penerimanya biasanya adalah individu yang dinilai berjasa luar biasa dalam menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan NKRI.
Secara fisik, penghargaan ini dikenakan dalam bentuk pita kalung dengan tambahan patra yang disematkan di dada kiri.
Aturan mengenai penganugerahan tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2009 dan PP Nomor 35 Tahun 2010 tentang tanda kehormatan.
Kehebohan publik muncul karena beberapa alasan. Pertama, daftar penerimanya sangat beragam, dari pejabat tinggi, ulama, hingga budayawan.
Kedua, ada nama-nama yang cukup mengejutkan, seperti Haji Isam, yang lebih dikenal sebagai pengusaha ketimbang tokoh publik.
Demikian penjelasan mengenai Bintang Mahaputera Utama. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.***