SERAYUNEWS – Pemerintah Indonesia akan meluncurkan Sekolah Rakyat pada Juli 2025. Ini merupakan program pendidikan gratis yang ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Program ini bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas dan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Sekolah Rakyat dirancang dalam bentuk boarding school atau sekolah berasrama, yang mencakup jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Pada tahap awal, program ini akan dimulai dengan jenjang SMA.
Sekolah Rakyat pertama direncanakan berlokasi di Bekasi, memanfaatkan aset milik Kementerian Sosial (Kemensos).
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, menyatakan bahwa Sekolah Rakyat akan menjadi model pendidikan inklusif yang mampu mengangkat anak-anak dari keluarga miskin keluar dari lingkaran kemiskinan.
“Sekolah Rakyat ini gratis 100 persen. Seragam, makan, hingga tempat tinggal di asrama akan disediakan secara cuma-cuma,” ujar Gus Ipul.
Pemerintah menargetkan peserta didik berasal dari kategori desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang merupakan kelompok masyarakat dengan penghasilan terendah. Proses seleksi akan dilakukan secara bertahap melalui verifikasi status ekonomi dan tes akademik.
Hingga saat ini, pemerintah telah menyiapkan 53 lokasi untuk penyelenggaraan Sekolah Rakyat dan menargetkan mencapai 100 lokasi pada tahun 2025. Lokasi tersebut tersebar di berbagai provinsi, dengan prioritas di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
“Secara sarana dan prasarana, kami sudah siap di 41 Sentra dan Balai milik Kemensos, 9 di Jawa Timur, 2 universitas, dan 1 di Sumatera Barat. Total ada 53 lokasi yang siap,” jelas Gus Ipul.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (10/3/2025) di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden meminta agar program ini dimatangkan secara menyeluruh, termasuk kesiapan kurikulum, mekanisme penerimaan siswa, serta dukungan sarana dan prasarana.
Pemerintah menggunakan tiga pendekatan utama dalam membangun Sekolah Rakyat, yaitu:
Sekolah Rakyat akan menerapkan kurikulum berbasis standar pendidikan nasional yang dilengkapi dengan penguatan karakter, kepemimpinan, dan nasionalisme. Selain itu, akan ada pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja.
“Kurikulumnya kami susun bersama para ahli, termasuk Kementerian Agama (Kemenag). Jadi, pagi siswa akan mengikuti pelajaran formal, lalu sore hingga malam fokus pada pendidikan karakter,” kata Gus Ipul.
Kementerian Agama juga akan terlibat dalam menyusun kurikulum pendidikan karakter dan menyiapkan tenaga pengajar untuk bidang keagamaan.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyatakan dukungan penuh atas penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Menurutnya, program ini akan menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan.
“Kami siap menyediakan lahan dan membantu proses koordinasi dengan pemerintah pusat agar Sekolah Rakyat bisa segera beroperasi,” ujar Ahmad Luthfi.
Rekrutmen siswa dan guru akan dimulai pada akhir Maret atau awal April 2025, setelah mendapatkan persetujuan Presiden. Jika semua berjalan sesuai rencana, pendaftaran dibuka dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Sekolah Rakyat diharapkan tidak hanya memberikan pendidikan formal, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan hidup dan bimbingan pasca kelulusan.
Program ini diharapkan mampu membuka peluang masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dari keluarga miskin serta mempercepat pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Dengan pelaksanaan yang matang dan dukungan penuh dari berbagai pihak, Sekolah Rakyat berpotensi menjadi tonggak perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia dan menciptakan generasi muda yang tangguh, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
“Sekolah Rakyat adalah jalan untuk memutus rantai kemiskinan dan membuka masa depan cerah bagi anak-anak Indonesia,” pungkas Gus Ipul.***