
SERAYUNEWS – Makanan siap saji kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Rasanya enak, porsinya pas, dan yang paling penting, penyajiannya cepat. Lantas, apa kunci keamanan pangan siap saji?
Namun di balik kepraktisan itu, ada hal penting yang tidak boleh diabaikan, yaitu keamanan pangan.
Anda mungkin sering membeli makanan di restoran cepat saji, warung kaki lima, atau memesan secara daring, tetapi pernahkah Anda memastikan bahwa makanan tersebut benar-benar aman dikonsumsi?
Keamanan pangan siap saji bukan hanya soal rasa dan tampilan, melainkan juga menyangkut kesehatan tubuh Anda.
Karena itu, baik penjamah pangan maupun masyarakat memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan setiap makanan yang diolah dan disajikan tetap aman serta higienis.
Penjamah pangan adalah orang yang menangani bahan makanan sejak dari tahap persiapan hingga penyajian.
Mereka memiliki peran besar dalam menentukan kualitas dan keamanan makanan yang sampai ke tangan konsumen.
Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya penjamah pangan untuk mengikuti pelatihan keamanan pangan agar memahami praktik higiene dan sanitasi dengan benar.
Pelatihan tersebut dapat diikuti melalui platform pembelajaran daring milik Kementerian Kesehatan, yaitu LMS Kemkes.
Di sana, penjamah pangan bisa mempelajari cara mencuci tangan dengan benar, mengelola bahan mentah, hingga menjaga suhu makanan agar tidak menjadi tempat berkembangnya bakteri.
Selain pelatihan, pengawasan dari pemerintah juga menjadi kunci.
Dinas kesehatan di setiap daerah memiliki wewenang untuk melakukan inspeksi terhadap tempat pengolahan makanan, seperti restoran, kantin, hingga pedagang kaki lima.
Jika memenuhi persyaratan kebersihan dan keamanan, tempat tersebut berhak mendapatkan sertifikat laik higiene sanitasi.
Sertifikat ini menjadi jaminan bahwa makanan yang disajikan telah memenuhi standar keamanan pangan.
Namun, tanggung jawab tidak hanya berada di tangan penjamah pangan dan pemerintah. Masyarakat juga perlu lebih peduli.
Sebagai konsumen, Anda berhak menolak makanan yang disajikan di tempat yang kotor atau disiapkan tanpa peralatan pelindung seperti sarung tangan dan penutup kepala.
Semakin tinggi kesadaran masyarakat, semakin besar dorongan bagi pelaku usaha untuk menjaga standar kebersihan.
Untuk memastikan makanan tetap aman, Kementerian Kesehatan bersama Badan POM RI memperkenalkan panduan yang dikenal dengan nama Lima Kunci Keamanan Pangan.
Panduan ini mudah diterapkan oleh siapa saja, baik di rumah maupun di tempat usaha.
1. Menjaga kebersihan
Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengolah makanan.
Pastikan pula meja dapur, peralatan masak, dan wadah penyimpanan dalam keadaan bersih.
Kebersihan menjadi langkah awal yang penting untuk mencegah kontaminasi.
2. Pisahkan pangan mentah dan matang
Bahan mentah seperti daging, ikan, atau sayuran tidak boleh dicampur dengan makanan matang.
Kontaminasi silang sering terjadi saat talenan atau pisau digunakan untuk dua jenis bahan tanpa dicuci terlebih dahulu.
3. Masak dengan suhu yang tepat
Memasak makanan hingga matang sempurna dapat membunuh bakteri penyebab penyakit.
Pastikan bagian dalam daging, ayam, dan telur benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
4. Simpan makanan pada suhu aman
Jika makanan tidak langsung dimakan, simpan di lemari pendingin agar tidak cepat basi.
Sebaliknya, makanan panas sebaiknya disimpan dalam kondisi hangat agar tidak menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme berbahaya.
5. Gunakan air dan bahan baku yang aman
Air yang digunakan untuk mencuci, memasak, atau membuat minuman harus bersih.
Pastikan pula bahan pangan tidak busuk, berjamur, atau melewati tanggal kedaluwarsa.
Keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
Pemerintah bertugas menetapkan regulasi dan melakukan pengawasan, sementara pelaku usaha wajib menjaga standar kebersihan dan memastikan makanan yang dijual aman.
Masyarakat pun perlu berperan aktif dengan memilih produk yang memiliki label keamanan dan membeli makanan di tempat yang terjamin higienitasnya.
Dalam era digital, beberapa aplikasi pemesanan makanan juga mulai memperhatikan aspek ini.
Misalnya, ada restoran yang kini mencantumkan label higienis di platform daring untuk menunjukkan bahwa mereka telah melewati proses audit kebersihan.
Langkah ini membuat konsumen merasa lebih aman sekaligus mendorong pelaku usaha menjaga reputasi mereka.
Edukasi menjadi bagian penting dari upaya menjaga keamanan pangan.
Pemerintah melalui berbagai program seperti Gerakan Keamanan Pangan Desa terus memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat, terutama bagi pelaku usaha kecil di bidang kuliner.
Harapannya, kesadaran akan pentingnya pangan aman bisa menyebar merata hingga ke pelosok daerah.
Konsistensi juga tidak kalah penting. Keamanan pangan bukanlah hasil dari satu kali tindakan bersih, melainkan kebiasaan yang dilakukan setiap hari.
Setiap tahap pengolahan makanan harus dilakukan dengan disiplin agar risiko kontaminasi bisa ditekan seminimal mungkin.***