SERAYUNEWS – Sincia dan Imlek adalah dua istilah yang sering digunakan masyarakat Tionghoa di Indonesia, terutama saat menyambut Tahun Baru China.
Meski sering dianggap sama, sebenarnya kedua istilah ini memiliki perbedaan dalam makna dan pelaksanaannya.
Artikel ini akan membahas apa itu tradisi Sincia dan bagaimana perbedaannya dengan Imlek.
Sincia merupakan istilah Hokkian yang merujuk pada perayaan Tahun Baru China. Dalam budaya Tionghoa, Sincia adalah momen untuk berkumpul bersama keluarga, memberikan penghormatan kepada leluhur, dan memulai tahun baru dengan harapan keberuntungan dan kebahagiaan.
Beberapa tradisi yang biasa dilakukan saat Sincia meliputi:
Imlek adalah istilah yang lebih umum dan sering digunakan secara resmi untuk menyebut Tahun Baru China.
Kata “Imlek” berasal dari bahasa Hokkian yang artinya kalender lunar atau kalender bulan. Dalam kalender ini, pergantian tahun ditentukan berdasarkan siklus bulan, sehingga tanggalnya selalu berubah setiap tahun.
Imlek juga memiliki aspek spiritual yang kuat, karena tidak hanya menjadi momen budaya tetapi juga kesempatan untuk menghormati leluhur.
Biasanya, perayaan Imlek berlangsung selama 15 hari, yang ditutup dengan Cap Go Meh, yaitu perayaan malam ke-15 dalam kalender lunar.
Meski keduanya sering dianggap sama, ada beberapa perbedaan mendasar:
Sincia dan Imlek, meski memiliki perbedaan istilah, sama-sama menjadi momen penting dalam budaya Tionghoa.
Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan keluarga tetapi juga membawa harapan akan keberuntungan dan kebahagiaan di tahun yang baru.
Dengan memahami perbedaannya, kita dapat lebih menghargai keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
Semoga informasi ini bermanfaat untuk mengenal lebih dalam tradisi Tionghoa dan maknanya dalam kehidupan masyarakat.
***