
SERAYUNEWS – Apabila Anda bertanya-tanya apakah Islam boleh merayakan Hallowen, Anda bisa menyimak artikel ini sampai akhir ya.
Pasalnya, setiap kali bulan Oktober tiba, suasana di banyak negara berubah.
Toko-toko dihiasi labu berwajah seram, anak-anak memakai kostum hantu, dan pesta bertema “horor” mulai digelar.
Itulah Halloween, perayaan yang berasal dari budaya Barat dan kini populer di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Tapi di tengah euforia itu, muncul pertanyaan penting: apakah umat Islam boleh ikut merayakan Halloween?
Halloween berawal dari festival kuno bangsa Keltik (Celtic) di Eropa bernama Samhain.
Festival ini dirayakan untuk menandai akhir musim panen dan awal musim dingin.
Pada masa itu, masyarakat percaya bahwa pada malam Samhain, roh orang mati kembali ke bumi.
Untuk mengusir roh jahat, mereka menyalakan api unggun besar dan memakai kostum menyeramkan.
Ketika agama Kristen menyebar ke Eropa, tradisi ini mengalami penyesuaian dan kemudian dikenal sebagai All Hallows’ Eve, malam sebelum Hari Semua Orang Kudus (All Saints’ Day).
Dari situlah istilah Halloween muncul. Seiring waktu, unsur keagamaan dalam perayaan itu semakin berkurang.
Kini, Halloween lebih banyak dirayakan sebagai pesta kostum dan kegiatan hiburan, tanpa makna spiritual tertentu.
Namun bagi umat Islam, asal-usul suatu tradisi tetap menjadi pertimbangan penting, terutama jika berakar pada kepercayaan non-Islam.
Dalam Islam, meniru ritual atau simbol keagamaan dari pemeluk agama lain disebut tasyabbuh, dan hal ini perlu dihindari. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.”
(HR. Abu Dawud)
Hadis ini menjadi dasar banyak ulama ketika menilai tradisi seperti Halloween.
Meskipun sekarang perayaannya tampak “sekadar hiburan”, simbol-simbol yang digunakan, seperti hantu, penyihir, atau tengkorak, tetap membawa akar budaya yang tidak sejalan dengan nilai tauhid.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah ulama dari Nahdlatul Ulama (NU) juga menekankan pentingnya menjaga identitas umat Islam.
Umat Muslim disarankan untuk tidak mengikuti tradisi yang berasal dari keyakinan lain, walaupun hanya dalam bentuk perayaan budaya.
Sebab, hal tersebut dikhawatirkan dapat mengikis makna hari-hari besar Islam dan mencampuradukkan nilai akidah.
Perlu dipahami, Islam tidak serta-merta mengharamkan semua bentuk hiburan.
Nah, yang menjadi masalah adalah unsur niat dan simbol di balik perayaan itu.
Bila seseorang merayakan Halloween dengan tujuan ikut-ikutan, mengenakan kostum menyerupai makhluk gaib, atau menggunakan simbol-simbol yang bermakna keagamaan non-Islam, maka hukumnya bisa jatuh pada makruh bahkan haram.
Namun, jika konteksnya benar-benar lepas dari unsur ritual, misalnya hanya pesta anak-anak dengan tema karakter film tanpa unsur mistik, sebagian ulama memandang hukumnya tidak mutlak haram, tapi tetap sebaiknya dihindari.
Alasannya sederhana: umat Islam sudah memiliki hari raya dan tradisi yang jelas serta bernilai ibadah, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Ada beberapa alasan mengapa ulama menyarankan umat Islam untuk tidak merayakan Halloween, di antaranya:
1. Asal-usulnya bukan dari Islam
Halloween muncul dari kepercayaan pagan dan kemudian diadopsi dalam budaya Kristen.
Meski kini bersifat sekuler, jejak ritual keagamaannya masih melekat.
2. Simbol dan makna yang tidak sesuai dengan tauhid
Halloween identik dengan dunia roh, penyihir, dan hal mistik. Dalam Islam, memuliakan hal-hal seperti itu bisa dianggap meniru kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran Islam.
3. Menjaga identitas umat
Islam memiliki dua hari raya yang disyariatkan, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.
Mengikuti perayaan dari luar tradisi Islam dikhawatirkan membuat umat kehilangan karakter khasnya.
4. Menjauh dari budaya konsumtif dan ikut-ikutan
Banyak perayaan Halloween kini lebih menonjolkan sisi konsumsi dan gaya hidup Barat.
Sikap kritis terhadap budaya populer perlu dipertahankan agar umat tidak mudah terbawa arus.
Sebagai bagian dari masyarakat global, Anda tentu tak bisa menghindari seluruh budaya asing.
Namun, Anda bisa memilah mana yang sesuai dengan nilai Islam.
Daripada ikut pesta Halloween, Anda bisa memilih kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti:
Dengan begitu, Anda tetap bisa menikmati suasana kebersamaan tanpa harus meniru hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama.***