SERAYUNEWS – Baru-baru ini, sebuah unggahan di media sosial menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelanggan listrik prabayar.
Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa sisa token listrik (kWh) yang masih tersimpan di meteran akan hangus setelah program diskon tarif listrik 50 persen berakhir pada 28 Februari 2025.
Unggahan ini mendorong banyak pelanggan untuk mempertimbangkan strategi pembelian token listrik mereka agar tidak mengalami kerugian.
Seorang pengguna Facebook, Izma Yantii, membagikan unggahan pada Sabtu, 4 Januari 2025, yang menyatakan bahwa pelanggan listrik prabayar sebaiknya tidak membeli token dalam jumlah besar karena sisa kWh yang belum digunakan akan hilang setelah periode diskon berakhir.
Dalam unggahannya, ia mengimbau masyarakat untuk membeli token listrik seperti biasa agar uang mereka tidak terbuang sia-sia.
Namun, benarkah informasi ini dapat dipercaya? Untuk menjawab kekhawatiran tersebut, PT PLN (Persero) memberikan klarifikasi resmi terkait kebijakan pemakaian sisa token listrik setelah program diskon berakhir.
Melalui akun X (Twitter) resminya, @pln_123, PLN memastikan bahwa sisa token listrik yang telah dibeli pelanggan tidak akan hangus.
Selama tidak terjadi perubahan pada sistem kelistrikan pelanggan, seperti pergantian daya, perubahan nama pemilik, atau perubahan tarif, token yang tersisa tetap dapat digunakan seperti biasa.
“Untuk sisa token tidak akan hangus dan masih bisa digunakan, selama tidak terdapat perubahan-perubahan, seperti daya, nama, tarif, data, dan sebagainya,” tulis PLN pada Minggu, 5 Januari 2025.
Selain itu, PLN juga menjelaskan bahwa diskon tarif listrik 50 persen diberikan kepada pelanggan dengan batas maksimal penggunaan listrik selama 720 jam nyala (JN).
Bagi pelanggan prabayar, pembelian token listrik dalam satu bulan dibatasi hingga 720 JN. Jika pelanggan membeli lebih dari batas tersebut, sistem PLN secara otomatis akan menolak transaksi.
Program potongan harga listrik ini diberikan kepada pelanggan rumah tangga (R) yang menggunakan daya 2.200 volt ampere (VA) ke bawah.
Golongan daya yang mendapatkan diskon meliputi pelanggan dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA. Program ini berlangsung mulai 1 Januari hingga 28 Februari 2025.
Untuk pelanggan pascabayar, diskon diterapkan langsung pada tagihan listrik untuk periode pemakaian Januari dan Februari 2025.
Tagihan listrik Januari dapat dibayarkan mulai 1 hingga 20 Februari 2025, sedangkan tagihan Februari bisa dibayarkan dari 1 hingga 20 Maret 2025.
Sementara itu, pelanggan prabayar akan mendapatkan diskon saat membeli token listrik dalam periode yang sama.
Dengan demikian, pelanggan hanya perlu membayar setengah harga dari jumlah kWh yang dibeli, sesuai dengan kebijakan diskon yang berlaku.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, turut memberikan tanggapan terkait fenomena ini.
Ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian token listrik dalam jumlah besar hanya karena adanya diskon.
“Belilah token listrik sesuai dengan kebutuhan. Tidak perlu panic buying meskipun ada program diskon, karena penghematan yang diperoleh dapat digunakan untuk keperluan yang lebih bermanfaat,” ujar Tulus pada Jumat, 3 Januari 2025.
Ia juga menegaskan bahwa tujuan dari diskon tarif listrik adalah untuk meningkatkan daya beli masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak memborong token listrik secara berlebihan.
Sebaiknya, penghematan yang didapat dari program ini dialokasikan untuk biaya pendidikan, kesehatan, atau modal usaha agar lebih berdampak positif bagi perekonomian.
Berdasarkan klarifikasi dari PLN, dapat dipastikan bahwa sisa token listrik yang telah dibeli pelanggan tidak akan hangus setelah program diskon berakhir, selama tidak ada perubahan data pelanggan yang signifikan.
Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir kehilangan sisa kWh mereka dan cukup membeli token listrik sesuai dengan kebutuhan.
Dengan cara ini, manfaat dari program diskon dapat dimaksimalkan tanpa harus melakukan pembelian berlebihan.
***