SERAYUNEWS – Apa itu Apem Kesesi? Salah satu makanan khas dari Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.
Bukan panganan tradisional sembarangan, sebab bakal berstatus sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) atau Intangible Cultural Heritage.
Status tersebut nantinya akan diberikan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).
Melansir laman jatengprov.go.id, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Winaryo, menjelaskan bahwa penetapan status ini merupakan tindak lanjut dari sidang penetapan warisan budaya tak benda oleh Kemendikbudristek, pada 21 Agustus 2024.
“Sidang berlangsung selama dua jam. Alhamdulillah apem kesesi lolos dan akan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda,” ujar Winaryo dalam keterangan resminya, Jumat (30/8/2024).
Selanjutnya, Winaryo menjelaskan, apem kesesi merupakan salah satu kudapan dari Dukuh Bantul, Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Jajanan tersebut muncul pertama kali pada 1960an silam yakni pada saat acara Khaul Mbah Kiai Gendon.
Winaryo menuturkan, apem kesesi terbuat dari adonan tepung beras yang direndam dalam air selama 2-3 hari. Lalu, tambahkan gula merah, campur, dan bentuk bulat.
Setelah itu, kukus adonan apem dengan dandang khusus selama sekitar 30 menit. Apem Kesesi pun siap kita sajikan.
Campuran antara tepung dan gula aren membuat apem kesesi memiliki rasa manis legit, sehingga cocok kita hidangkan dengan teh atau kopi.
Di samping itu, seiring berjalannya waktu, ada anggapan kalau apem berasal dari Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id pun telah mengakui apem ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak tahun 2013, dengan nomor registrasi 2013003588.
Namun, apem kesesi memang menjadi panganan khas asal Desa Kesesi. Secara geografis, baik Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Pemalang sangat berdekatan sehingga banyak kemiripan di antara keduanya.
Untuk itu, Winarno mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan untuk melestarikan apem kesesi sebagai warisan budaya.
Caranya yaitu menyajikan makanan ringan tersebut di dalam menu jamuan makan di setiap kegiatan, baik kegiatan pemerintah setempat maupun masyarakat Kabupaten Pekalongan.
Selain itu, saat ini para produsen apem kesesi telah mempunyai paguyuban yang menaungi mereka.
Winarno menambahkan, ada satu lagi warisah budaya Kabupaten Pekalongan, yakni Pertunjukan Seni Sintren Kabupaten Pekalongan. Sintren berstatus sebagai WBTb sejak 2019.
Tarian daerah ini berkisah tentang kisah asmara antara Putri Ki Ageng Sentanu, Sulasih, dengan Putra Joko Bau, Sulamjono. Romantisme kedua sejoli tersebut terhalang restu orang tua mereka.
Kemudian pada 2025, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan berencana akan mengusulkan dua kesenian khas Kota Santri lainnya sebagai WATb.
Kedua kesenian tersebut ialah Gendukan dan Langkah Telu. Baik Gendukan maupun Langkah Telu, sama-sama berasal dari Desa Karanganyar, Kecamatan Tirto.
***