SERAYUNEWS – TikTok kembali ramai dengan istilah yang mencuri perhatian, yakni Peace Love and Gaul. Lantas, apa arti dari ungkapan tersebut?
Pasalnya, ngkapan ini mendadak ramai diperbincangkan warganet usai Fuji, seleb TikTok yang dikenal sebagai Ratu FYP, mengunggah video joget dengan caption Peace Loven Gawl.
Tentu saja, gaya khas Fuji yang selalu berhasil menarik perhatian membuat frasa ini langsung meledak dan jadi tren baru di kalangan pengguna media sosial, terutama Gen Z.
Fuji sendiri memang bukan nama baru di dunia TikTok. Adik dari Fadly Faisal ini punya magnet tersendiri di platform tersebut. Setiap unggahannya hampir selalu viral dan memenuhi list For You Page.
Dalam video terbarunya, Fuji menampilkan tarian enerjik dan gaya ekspresi ceria yang ia lengkapi dengan caption Peace Loven Gawl.
Seketika, istilah itu jadi bahan obrolan hangat dan banyak kreator menirunya. Kemudian, banyak orang bertanya-tanya, sebenarnya apa arti dari Peace Love and Gaul?
Peace Love and Gaul pernah menjadi judul sebuah acara musik populer di ANTV pada awal 2000-an.
Acara ini dipandu oleh sejumlah figur publik muda yang kini sudah terkenal, seperti Ayushita, Dwi Andika, Nagita Slavina, Intan Ayu, dan Deasy Novianti.
Tayangan ini menjadi cerminan gaya hidup anak muda metropolitan saat itu: penuh semangat, ekspresif, dan identik dengan pergaulan luas.
Bagi generasi yang tumbuh bersama acara tersebut, mendengar istilah Peace Love and Gaul terasa seperti mengunjungi masa lalu.
Jadi, tak heran jika banyak dari mereka yang ikut menyebarkan kembali frasa ini, baik lewat komentar maupun konten kreatif.
Jika secara harfiah, frasa ini merupakan gabungan dari tiga kata dalam bahasa Inggris, peace (damai), love (cinta), dan gaul (bersosialisasi atau pergaulan).
Namun, yang membuatnya menarik adalah penulisan dan pelafalannya yang lebih jenaka dan penuh gaya: gawl, bukan gaul.
Bagi sebagian pengguna TikTok, terutama mereka yang tumbuh di Jakarta atau akrab dengan istilah gaul ibu kota, ungkapan ini bukan hal baru.
Komentar seperti anak gaul Jakarta banget bermunculan, menunjukkan bahwa istilah Peace Love and Gaul sudah lama digunakan di kalangan tertentu, hanya saja kini viral kembali berkat Fuji.
Namun ternyata, istilah ini juga menyimpan sisi nostalgia yang menarik.
Fenomena viralnya istilah ini menunjukkan bagaimana budaya digital bekerja. Satu unggahan dari figur publik dengan pengaruh besar seperti Fuji, bisa memunculkan tren yang menjalar ke berbagai lapisan pengguna.
Hal ini didukung oleh faktor-faktor seperti berikut.
– Sifat ungkapan yang catchy dan mudah diingat
– Nuansa nostalgia yang membangkitkan kenangan
– Keterlibatan figur populer yang menjadi panutan netizen
Fuji, dalam hal ini, tidak hanya menjadi kreator konten, tapi juga penentu arah tren.
Dalam dunia TikTok yang sangat cepat berubah, kemampuan menciptakan atau mempopulerkan istilah tertentu adalah bentuk kekuatan tersendiri.
Peace Loven Gawl menjadi bukti bahwa kekuatan personal brand bisa menghidupkan kembali budaya pop lama menjadi sesuatu yang segar dan relevan.
Di balik makna kata-katanya, Peace Love and Gaul merepresentasikan lebih dari sekadar gaya bicara.
Ia mencerminkan gaya hidup generasi muda yang terbuka, penuh ekspresi, dan terhubung secara digital.
Ungkapan ini kini menjadi simbol gaya yang santai tapi tetap keren, identik dengan keberanian berekspresi tanpa batas.
Tren ini juga menunjukkan bagaimana generasi sekarang memadukan referensi lama dengan cara baru.
Dulu istilah ini hadir di televisi, sekarang hidup kembali di layar ponsel. Inilah kekuatan media sosial dalam mengemas ulang sesuatu yang lama menjadi fenomena baru.
Kesimpulan
Peace Love and Gaul bukan cuma sekadar caption lucu di video TikTok. Ia adalah bagian dari budaya populer yang kembali naik daun berkat kreator digital seperti Fuji.
Dengan kekuatan media sosial dan kreativitas pengguna, istilah ini menjelma jadi simbol gaya hidup yang penuh ekspresi dan tak lekang oleh waktu.
Jika Anda melihat orang berjoget dengan tangan membentuk tanda damai sambil tersenyum manis dan menulis Peace Love n Gawl, itu bukan hanya tren sesaat.
Itu adalah bagian dari gelombang budaya yang sedang menyapu internet. Siapa tahu, mungkin Anda akan ikut mengucapkan di video berikutnya.***