SERAYUNEWS – Asal-usul nama Banyumas sama seperti sejarah lainnya, muncul dengan berbagai versi, salah satunya dari dinas.
Menurut versi dari dinas, usai melewati pemimpin tiga generasi, yakni saat dipimpin oleh R. Adipati Mertayuda I (Ngabei Bawang), nama Banyumas baru ditemukan.
Nama Banyumas muncul ketika kemarau panjang menimpa daerah Kewajar. Sontak, masyarakat di sana membuat belik di pinggir pohon besar agar air yang tersisa tertampung.
Setelah itu, datang orang asing yang menunggangi kuda dan tampak seperti orang gila, membuat masyarakat tidak nyaman.
Merasa kurang sreg, masyarakat pun menjebloskan sosok itu ke bui. Namun, ketika sudah masuk ke bui, orang asing tersebut tampak seperti berdoa.
Tidak lama dari itu, awan hujan datang dan daerah Kejawar hujan. Sontak, masyarakat pun merasa riang gembira.
Mereka sangat senang dengan meneriakkan kata tirto, sementara yang lain berkata ruhmi. Oleh karena itu, terdengar seperti tirto ruhmi.
Usut punya usut, tirto ruhmi dalam bahasa Jawa berarti banyu emas. Singkatannya menjadi Banyumas.
Setelah hujan turun, orang asing tersebut mereka lepaskan. Dia kabarnya melanjutkan perjalanan ke barat, yakni ke Desa Dawuhan, Grumbul Kalibening.
Sementara menurut budayawan, daerah yang mengalami kemarau panjang bukan Desa Kejawar, melainkan Selarong.
Mulanya, kemarau panjang membuat air sumur dan sungai mengering. Berharap ada air yang tersisa, masyarakat membuat belik atau galian di tanah.
Mendadak ada tamu dengan perilaku yang aneh datang ke daerah tersebut, dia bahkan menunggang kuda.
Merasa resah dengan kedatangannya, masyarakat pun memasukkan dia ke tahanan. Setelah tamu tersebut masuk bui, awan hitam mendadak datang.
Siapa sangka, rupanya hujan besar langsung mengguyur daerah Selarong.
Masyarakat pun bersuka cita, mereka menyerukan kata, “Banyu, banyu, banyu!”
Sementara itu, ada juga yang berteriak, “Emas, emas, emas!”
Dengan demikian, teriakan tersebut tampak terdengar seperti Banyumas.
Kendati begitu, ada juga budayawan berpendapat nama Banyumas berasal dari Adipati Mrapat yang berhenti melakukan perjalanan panjang.
Saat itu, beliau melakukan perjalanan pulang dari Wirasaba dengan melewati Sungai Mas.
Namun, saat sampai di antara dua sungai, beliau meminta prajuritnya untuk membangun pesanggrahan yang bernama Banyumas.
Ada pula budayawan yang berpendapat jika Banyumas berasal dari Adipati Mrapat yang meminta masyarakat untuk mengambil kayu emas yang hanyut di Sungai Serayu.
Saat itu, mereka sedang membangun pusat pemerintahan pada suatu daerah. Kayu mas yang hanyut itu berasal dari Karangjambu, Kecamatan Kejobong, Kawedanan Bukateja, Kabupaten Purbalingga.
Lantas, kayu mas tersebut dijadikan sebagai saka guru balai si Panji. Karena kayu tersebut hanya berada di air, sehingga pusat pemerintahan dinamakan Banyumas.***