SERAYUNEWS – Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral Kesiapan Operasi Lilin 2024 dalam rangka pengamanan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 resmi berlangsung di STIK Lemdiklat Polri, Senin (16/12/2024).
Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto mengikuti kegiatan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengatakan bahwa pihaknya bakal melakukan fokus pengamanan di Pulau Jawa selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 atau Nataru.
Peningkatan pergerakan masyarakat diprediksi terjadi menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Hal itu bertujuan agar mengantisipasi terutama titik-titik rawan atau trouble spot yang rawan kecelakaan.
Sementara itu, berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, tahun ini terjadi peningkatan jumlah pemudik daripada tahun sebelumnya.
Dengan perkiraan 2,83%, sekitar 110,6 juta orang. Angka ini prediksinya bisa meningkat lebih lanjut saat pelaksanaan mudik.
“Terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,83%, artinya sekitar 110,6 juta orang, dan angka ini bisa meningkat lebih tinggi di lapangan,” sebut Kapolri.
Lebih lanjut, Kapolri meminta seluruh jajaran untuk melaksanakan pengamanan Natal dan Tahun Baru dengan baik. Hal itu mengingat, prediksi terjadinya dua kali puncak arus mudik pada tanggal 21 dan 28 Desember 2024.
Korlantas Polri mencatat, setidaknya ada tiga titik lelah di sepanjang Tol Trans Jawa. Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan menjelaskan nantinya bakal ada pos pengamanan dan pos pelayanan di titik-titik lelah tersebut.
“Yang menjadi konsen kita pada Nataru ini, sesuai prediksi dari Kementerian Perhubungan, sebagian besar berada di Pulau Jawa. Titik rawan di tol Batang-Semarang, Solo-Ngawi di KM 543, serta Ngawi-Surabaya. Ini adalah titik lelah yang menjadi black spot setidaknya ada empat lokasi,” jelas Irjen Pol Aan, mengutip laman resmi Korlantas Polri pads Selasa (17/12/2024).
Irjen Pol Aan juga mengungkapkan bahwa sistem contra flow akan pihaknya terapkan apabila volume arus lalu lintas meningkat dengan V/C ratio di atas 8.
“Terkait contra flow, sudah kita evaluasi dan tetap diberlakukan pada saat volume arus lalu lintas meningkat dan V/C ratio di penggal tertentu di atas 8,” katanya.
Ia menambahkan, untuk pengaturan keamanan, kerapatan cone turun menjadi 5 meter.
Lalu, setiap 1 kilometer water barrier akan terpasang, lengkap dengan lampu LED, spotlight pada malam hari yang memantul, serta rambu-rambu untuk kecepatan maksimal 40 km/jam.
Selain itu, safety car tak ketinggalan untuk hadir setiap 30 menit untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di contra flow.
Kemudian, untuk mengatur arus kendaraan, kapasitas rest area akan mengalami perluasan. Alat pemantau kepadatan atau counting akan terpasang untuk menghindari penumpukan kendaraan.
***