Direktur FFP Bowo Leksono mengatakan, FFP sebagai program tahunan CLC Purbalingga tetap dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Secara resmi, pembukaan dilaksanakan di Bioskop Misbar Purbalingga, Sabtu (24/10/2020) malam. Penayangan dilakukan secara virtual melalui kanal Youtube Misbar Purbalingga.
“Biasanya dilaksanakan sebulan penuh, tapi kali ini cuma sepekan. Dilakukan secara virtual melalui kanal Youtube Misbar Purbalingga. Jumlah penonton di lokasi dibatasi 50 orang saja. Sedih memang jika tidak bertemu langsung penonton, utamanya masyarakat desa. Tapi bagaimana lagi, kami harus menyesuaikan,” kata Bowo, Selasa (20/10/2020) siang.
Bowo mengatakan, beberapa program yang menghadirkan banyak warga terpaksa ditiadakan. Seperti program Layar Tanjleb keliling desa se-Banyumas Raya (Kabupaten Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, dan Kebumen). Selain itu juga tidak ada program Kompetisi Film Favorit SMA Pilihan Penonton.
“Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, pengelola FFP tetap berkomitmen memberikan tontonan yang menarik dan edukatif kepada masyarakat lewat daring,” ujarnya.
Dijelaskan, bahwa program utama FFP, yaitu Kompetisi Film Pelajar setingkat SMA Banyumas Raya mengusung tema ‘Pendemi Covid-19’. Sehingga film yang masuk pendaftaran, baik yang kategori fiksi maupun dokumenter, semuanya berkisah tentang perspektif pelajar terhadap situasi pandemi.
“Diharapkan tema ini menjadi stimulus agar para pelajar bisa terus kreatif walaupun sedang dalam keterbatasan,” katanya.
Pegiat FFP Nur Muhammad Iskandar, menyampaikan ada 14 film fiksi dan 5 film dokumenter pelajar yang didaftarkan. Film-film kompetisi pelajar yang masuk meja pengelola festival selanjutnya dikurasi dan hasilnya tujuh film fiksi dan lima film dokumenter yang akan diputar secara langsung di akun Youtube Misbar Purbalingga.
“Secara kuantitas turun, namun pelajar yang berhasil memproduksi film adalah sebuah kemenangan awal, dimana saat ini karena situasi, antar mereka sulit berkomunikasi secara wajar,” ujarnya.