Banyumas,serayunews.com – Serangan babi hutan di perkebunan warga Desa Windujaya Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas memakan korban. Tiga warga menderita luka cukup serius, bahkan dua korban mengalami luka cukup berat. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari lokasi kejadian, peristiwa serangan babi hutan itu terjadi pada Selasa (2/7/2019) sekitar pukul 10.30 WIB, di wilayah Dusun Peninis RT 03 RW 04 Desa Windujaya Kecamatan Kedungbanteng .
Tiga warga yang saat itu berada di perkebunan yang berbatasan dengan hutan milik Perhutani, tiba tiba diserang sejumlah babi hutan. Mereka diantaranya, Maksum, Warsinah dan Rahmat Suwaryo. Ketiganya merupakan warga RT 03 RW 04 Desa Windujaya Kecamatan Kedungbanteng. Dua korban yang mengalami luka berat yakni, Warsinah dan Rahmat Suwaryo. Ketiga korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Islam Purwokerto.
Sejumlah warga bersama relawan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Banyumas masih melakukan pengejaran dan pengamanan disekitar lokasi kejadian untuk mengantisipasi serangan susulan.
Menanggapi kejadian tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA) Provinsi Jawa Tengah Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang-Cilacap, Endi Suryo menjelaskan, faktor utama serangan babi hutan diduga disebabkan ruang gerak satwa semakin sempit. Meski demikan, satwa babi bukan termasuk satwa yang dilindungi sehingga bisa dilakukan melakukan tindakan.
“Penyelesaian konflik satwa perlu diperhatikan win win solution baik untuk manusia maupun satwanya,” jelasnya kepada serayunews.com.
Menurutnya, cara paling tepat adalah menghalau atau mengusir dengan beronda dan bisa juga dengan jebakan. Hal itu sebagai upaya jangka pendek untuk mengantisipasi serangan susulan. Sementara langkah terakhir bisa berkoordinasi dengan bantuan Perbakin setempat untuk memburu babi hutan.
“Saran kami agar masyarakat bisa berkoordinasi dengan kepolisian untuk bisa mengkomunikasikan dengan Perbakin di Wilayah Banyumas. Kami masih akan berkoordinasi dengan petugas di lapangan dan juga bersama dengan Perhutani, karena lokasi kejadian berada di perbatasan hutan lindung Perum Perhutani,” ujarnya