SERAYUNEWS- Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan tragis di Bandara Internasional Muan pada 29 Desember 2024.
Insiden ini menewaskan ratusan penumpang dan awak di dalamnya. Dugaan awal menunjukkan kecelakaan disebabkan oleh bird strike, yaitu tabrakan antara pesawat dan burung saat proses pendaratan.
Melansir berbagai sumber, sebelum kejadian, pihak otoritas bandara telah memberikan peringatan terkait potensi risiko burung di jalur penerbangan.
Namun, pesawat tetap melanjutkan pendaratan meski mengalami masalah pada roda pendaratan.
Akibatnya, pesawat meluncur di landasan tanpa roda dan langsung terbakar, menyebabkan kerusakan parah. Hingga kini, penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan ini.
Bird strike bukanlah fenomena baru dalam dunia penerbangan. Insiden pertama tercatat pada tahun 1908 ketika pesawat Wright Brothers bertabrakan dengan burung.
Seiring meningkatnya penerbangan komersial, risiko bird strike juga semakin tinggi. Salah satu insiden paling terkenal adalah Miracle on the Hudson pada 2009.
Pesawat Airbus A320 milik US Airways harus melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson setelah kedua mesinnya mati akibat tabrakan dengan kawanan burung. Beruntung, seluruh penumpang selamat.
Namun, tidak semua kasus berakhir tanpa korban. Dari 1988 hingga 2023, tercatat 76 kematian di Amerika Serikat akibat bird strike.
Kecelakaan Jeju Air di Muan menambah daftar panjang insiden fatal yang disebabkan oleh tabrakan burung.
Untuk mengurangi risiko bird strike, sejumlah langkah pencegahan telah dikembangkan.
1. Mengurangi Kecepatan Saat Lepas Landas dan Mendarat
Pesawat yang terbang lebih lambat memiliki peluang lebih besar untuk mengurangi dampak tabrakan.
2. Penggunaan Radar Deteksi Burung
Radar cuaca yang dioptimalkan dapat membantu mendeteksi keberadaan burung dan mengusirnya dari jalur penerbangan.
3. Desain Spinner Mesin
Spinner yang dicat menyerupai mata predator efektif membuat burung menjauh.
4. Pencahayaan Pesawat
Menyalakan lampu pesawat, terutama pada malam hari, meningkatkan visibilitas dan memperingatkan burung untuk menghindar.
5. Pengelolaan Lingkungan Bandara
Memotong rumput secara teratur dan menggunakan perangkat pengusir burung seperti suara predator atau laser.
Bandara memiliki peran penting dalam mencegah bird strike dengan menerapkan langkah-langkah berikut.
1. Patroli dan Pemantauan Rutin: Mengidentifikasi area dengan konsentrasi burung tinggi dan memantau pergerakan mereka.
2. Pengelolaan Vegetasi: Memotong rumput secara berkala untuk mengurangi habitat burung.
3. Penggunaan Predator Terlatih: Elang dan burung pemangsa lainnya dapat digunakan untuk mengusir burung dari area bandara.
4. Teknologi Akustik dan Laser: Suara predator dan laser terbukti efektif dalam menjauhkan burung dari jalur penerbangan.
5. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengontrol penggunaan lahan di sekitar bandara.
1. Kerusakan Mesin: Burung yang tersedot ke dalam mesin dapat merusak bilah kipas, mengganggu aliran udara, dan berpotensi menyebabkan mesin mati.
2. Gangguan Sistem Navigasi: Antena dan sensor yang rusak akibat tabrakan dapat mengganggu sistem navigasi pesawat.
3. Kerusakan Fisik: Burung dapat merusak sayap dan kaca kokpit, memerlukan biaya perbaikan besar dan waktu perawatan panjang.
4. Kecelakaan Fatal: Dalam situasi ekstrem, tabrakan burung dapat menyebabkan kecelakaan fatal, seperti pada Jeju Air di Muan.
Setiap tahun, lebih dari 13.000 insiden bird strike terjadi di seluruh dunia. Di Amerika Serikat saja, terdapat 19.603 kasus pada 2023, sementara Inggris melaporkan 1.500 insiden pada 2022.
Meskipun sebagian besar insiden tidak berujung pada kecelakaan fatal, bird strike tetap menjadi ancaman serius yang memerlukan perhatian khusus dari maskapai dan otoritas penerbangan.
Kesimpulan
Kecelakaan Jeju Air di Muan menjadi pengingat keras akan bahaya bird strike dalam penerbangan modern.
Peningkatan sistem pencegahan, pengelolaan lingkungan bandara, dan teknologi deteksi burung menjadi langkah krusial untuk memastikan keselamatan penerbangan di masa depan.***