Kusmiyati menceritakan, sebelum hendak menaiki pesawat tersebut, sebulan yang lalu ia memesan tiket pesawat untuk dirinya dan tujuh orang keluarganya. Mereka hendak berangkat ke Pontianak, Kalimantan Barat. Namun, pada awal pemesanan dirinya mendapati jadwal pemberangkatan pada pagi hari.
“Katanya karena yang berangkat pagi hari sangat sedikit akhirnya jadwalnya diubah sore hari. Jadwal pesawat yang jatuh itu,” ujar dia, Senin (11/1/2021).
Ia rencana berangkat ke Pontianak untuk mendatangi rumah calon menantunya, dan akan menggelar resepsi pernikahan. Dalam peraturan yang ada, penumpang yang hendak menggunakan pesawat diwajibkan untuk melakukan tes rapid antigen. Sehingga ia bersama keluarganya melakukan tes tersebut sehari sebelum keberangkatan.
“Tesnya, satu orang dinyatakan reaktif, kemudian diminta untuk tes swab. Karena menunggu hasil tesnya lama, sehari sebelum keberangkatan kami batalkan,” ujar dia.
Ternyata dari hasil rapid tes antigen tersebut membawa keberuntungan yang begitu besar untuk dirinya dan keluarganya. Pasalnya setelah dirinya tidak jadi berangkat, justru mendapati kabar pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengalami kecelakaan.
“Bersyukur ada salah satu keluarga yang reaktif, kalau lolos semua saat itu, kita tinggal nama saja. Untuk hasil swabnya sudah keluar kemarin hasilnya negatif,” kata dia.
Meski merasa beruntung, ia mendoakan kepada para korban kecelakaan pewasat itu, agar dapat diterima di sisiNya, dan untuk keluarga yang dinggalkan bisa lebih tabah lagi.