SERAYUNEWS – Manusia adalah unsur penting dalam sejarah kehidupan atau suatu peristiwa. Bagaimana posisi manusia dalam sejarah?
Manusia sebagai aspek penting yang berkaitan dengan ruang dan waktu. Masa lalu bagian dari sejarah manusia. Manusia juga bagian dari sejarah.
Manusia dalam sejarah diposisikan sebagai subjek sekaligus objek. Maksudnya, manusia menjadi pelaku maupun sasaran kajian dari sejarah.
Tindakan manusia dapat mempengaruhi kehidupan masa sekarang maupun mendatang. Suatu peristiwa dapat diceritakan dengan baik jika ada manusia di dalamnya.
Sejarah menyajikan fakta secara berkesinambungan, berisi tentang deskripsi cerita dan bersandar pada pengalaman hidup yang terjadi.
Keberadaan manusia dan aktivitas yang dilakukan sangat menentukan di dalam suatu peristiwa. Saat sekolah, para siswa belajar mengetahui sejarah bangsa dan negara Indonesia.
Penjajah Belanda, Jepang maupun Inggris yang datang ke Indonesia. Semula ingin mencari rempah-rempah, lalu menjajah bangsa Indonesia. Terjadilah perlawanan bangsa Indonesia hingga terjadilah kemerdekaan.
Tentunya masih ada peristiwa besar lainnya yang dianggap bersejarah bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, manusia sebagai subjek adalah penggerak, pelaku, dan saksi sejarah. Kemudian juga menjadi objek, manusia adalah subjek yang kehidupannyanya sudah dimulai sejak masa lampau dan sangat berbeda dengan yang ada di masa kini.
Dalam buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 1 oleh Abdurakhman dan Arif Pradono, aktivitas manusia yang punya makna sosial atau membawa perubahan bagi orang-orang sajalah yang patut diteliti.
Selain itu, manusia yang beraktivitas itu juga dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karenanya, peristiwa sejarah tidak lepas dari dimensi waktu.
Manusia, ruang dan waktu adalah tiga unsur penting dalam sejarah yang saling berkaitan. Ketiga adalah aspek-aspek yang tidak bisa terpisahkan.
Manusia memiliki peranan penting dalam sejarah. Dalam hal ini, kedudukan manusia sebagai aktor atau pemeran utama. Tanpa adanya manusia maka tidak ada juga sejarah.
Sejarah tercipta karena ada sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Hal itu dilakukan juga untuk keperluan atau kepentingan manusia. Misalnya, saat Ir Soekarno membaca teks proklamasi pada 17 Agustus 1945.
Menurut sejarawan asal Jerman Ernst Berheim, manusia adalah objek sejarah. Dalam buku Konsep Dasar IPS yang disusun oleh Diani Ayu Pratiwi dkk, sejarah milik manusia karena manusia merupakan pelaku dan objek utama dalam sebuah sejarah.
Berkaitan dengan sejarah, manusia memiliki banyak peran, yakni sebagai pencipta, pelaku, penggerak, saksi dan lainnya. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia dapat menjadi penentu terbentuknya suatu sejarah dalam ruang dan waktu tertentu.
Sejarah masih terus bertahan juga karena manusia yang terus menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Kisah sejarah manusia merupakan hasil dari proses interaksi antara kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi di ruang tertentu.
Tidak semua pengalaman hidup dialami manusia atau aktivitas manusia menjadi bagian dari sejarah. Hanya kisah peristiwa penting saja yang bisa menjadi sebuah momen bersejarah.
Demikian penjelasan tentang manusia dalam sejarah diposisikan sebagai subjek dan objek. Manusia sebagai unsur penting dari sejarah dan tanpa manusia tidak akan tercipta sejarah.
***