SERAYUNEWS- Mie instan menjadi pilihan praktis yang disukai banyak orang karena kelezatan dan kemudahan penyajiannya.
Namun, meskipun enak dan mengenyangkan, konsumsi mie instan secara berlebihan setiap hari bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Simak 7 alasan untuk membatasi mie instan di bawah ini.
Umumnya, mie segar dapat tercerna dalam waktu dua jam setelah kamu konsumsi.
Sementara itu, mie instan membutuhkan waktu lebih lama. Hal tersebut karena mie instan mengandung Tertiary Butyl Hydroquinone (TBHQ).
Zat itu merupakan pengawet kimia yang mengawetkan mie instan. Sayangnya, zat itu menekan saluran pencernaan dan membuatnya tidak lancar.
7 Alasan untuk Membatasi Mie Instan
Berikut adalah 7 alasan mengapa kamu sebaiknya mulai membatasi konsumsi mie instan.
Mie instan mengandung natrium dalam jumlah tinggi yang bisa lebih dari setengah kebutuhan harian dalam satu porsi.
Konsumsi natrium berlebih berisiko menyebabkan hipertensi, kerusakan organ, penyakit jantung, dan stroke.
Orang dengan riwayat masalah jantung atau tekanan darah tinggi sebaiknya lebih berhati-hati.
Mie instan umumnya digoreng dalam minyak yang mengandung lemak jenuh, seperti minyak sawit atau lemak hewani.
Lemak jenuh ini bisa meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya.
Selain itu, mie instan sering mengandung pengawet yang meskipun dianggap aman, tetap tidak disarankan dikonsumsi berlebihan.
Mie instan tidak mengandung cukup serat dan protein bagi tubuh. Konsumsi mie instan yang rendah nutrisi bisa menyebabkan rasa lapar lebih cepat datang setelah makan.
Kekurangan serat juga dapat menyebabkan sembelit dan gangguan pencernaan, serta menurunkan jumlah bakteri baik di usus.
Mie instan umumnya mengandung monosodium glutamat (MSG), bahan penguat rasa yang meskipun dianggap aman oleh FDA, bisa menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mual, dan tekanan darah tinggi pada orang yang sensitif.
Meskipun efek sampingnya jarang, bagi yang peka terhadap MSG, konsumsi mie instan bisa menimbulkan gangguan kesehatan.
Kandungan bahan kimia dan pengawet dalam mie instan, jika konsumsi secara berlebihan, berisiko meningkatkan pertumbuhan sel kanker.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa wanita yang sering mengonsumsi mie instan lebih rentan terkena sindrom metabolik, sebuah kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.
Mie instan mengandung bahan tambahan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan usus.
Pola makan yang rendah serat seperti ini bisa mempengaruhi keseimbangan mikroflora usus dan meningkatkan risiko masalah pencernaan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi mie instan secara berlebihan dapat mempengaruhi kualitas tidur.
Hal ini dapat terjadi karena tingginya kandungan MSG dan pengawet dalam mie instan yang mengganggu sistem saraf, memengaruhi pola tidur, dan bahkan dapat memicu gangguan tidur.
Walaupun sesekali menikmati mie instan tidak akan menyebabkan masalah serius, penting untuk membatasi konsumsinya.
Para ahli, termasuk Straight to the point Hu dari Harvard School of Open Wellbeing, merekomendasikan agar mie instan dikonsumsi hanya satu atau dua kali dalam sebulan.
Konsumsi mie instan yang berlebihan bisa memberikan dampak kesehatan signifikan jika tidak diimbangi dengan pola makan sehat dan bergizi.***