SERAYUNEWS– Dinamika politik internal Partai Golkar di Kabupaten Cilacap semakin menghangat jelang Musyawarah Daerah (Musda) untuk menentukan Ketua DPD periode 2025–2030. Nama Wakil Ketua DPRD Cilacap sekaligus Ketua DPD Golkar Cilacap, Sindy Syakir, mencuat sebagai kandidat terkuat.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Sindy Syakir telah mengantongi lebih dari 90 persen dukungan dari pemilik suara. Dukungan itu datang dari 19 Pimpinan Kecamatan (PK), organisasi sayap partai, hingga sejumlah petinggi Golkar di Cilacap. Bahkan, para anggota Fraksi Partai Golkar di DPRD Cilacap turut menyatakan komitmen mendukungnya.
Terbaru, konsolidasi dilakukan puluhan PK Golkar bersama Wakil Bupati Cilacap Ammy Amalia Fatma Surya, Rabu (10/9/2025). Dari kabar yang beredar, Wabup Ammy juga memilih untuk memberikan dukungan kepada Sindy Syakir.
Sementara itu, tokoh senior Golkar sekaligus mantan Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, dikabarkan turut mengumpulkan sejumlah PK. Namun, hanya sebagian kecil PK yang hadir memenuhi undangan mantan orang nomor satu di Cilacap tersebut.
Terkait dengan beredarnya foto-foto pertemuan para tokoh tersebut, Wakil Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPD Partai Golkar Cilacap, Ekanto Wahyuning Santoso, menanggapi fenomena ini dengan menekankan pentingnya belajar dari pengalaman masa lalu.
“Kita punya pengalaman pahit ketika kursi Golkar turun dari sembilan menjadi delapan, padahal saat itu kita punya kepala daerah dari kader Golkar. Saya pikir Mbak Ammy juga berkaca dari pengalaman itu agar sejarah kelam tidak terulang,” ujarnya.
Ekanto menambahkan, Ammy Amalia adalah figur matang dalam berorganisasi. “Saya apresiasi kalau Mbak Ammy ingin membesarkan Partai Golkar dengan cara yang lebih elegan, tanpa menimbulkan permasalahan baru,” ungkapnya.
Meski ada spekulasi terkait pencalonan Ammy, Ekanto menegaskan hingga kini belum ada tanda-tanda Wabup akan maju sebagai calon ketua DPD.
Dengan dukungan yang semakin mengerucut, mayoritas kader menilai Sindy Syakir sebagai sosok paling tepat. “Hal yang wajar karena beliau seorang incumbent yang punya pengalaman memimpin organisasi. Terlepas ada kekurangan, yang dicari Golkar ke depan adalah pemimpin berpengalaman yang bisa menata kelemahan menjadi kekuatan,” imbuhnya.
Menurutnya, pengalaman pahit masa lalu harus dijadikan pelajaran untuk meraih target kemenangan di Pemilu mendatang. “Musda nanti harapannya bisa berjalan kondusif, bahkan bila memungkinkan dilakukan dengan cara aklamasi,” tandasnya.