SERAYUNEWS- Kabupaten Banjarnegara tengah menghadapi krisis kekurangan tenaga pendidik tingkat dasar.
Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Banjarnegara mencatat, hingga pertengahan Tahun 2025 ini, kekurangan tenaga pendidik mencapai 1.524 guru sekolah dasar.
Menjawab kondisi ini, UIN Saizu Purwokerto melalui Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) mengirimkan 200 mahasiswa untuk membantu mengajar di 131 sekolah dasar yang tersebar di 12 kecamatan.
Dekan FTIK UIN Saizu Purwokerto, Prof. Fauzi menyebutkan, program ini merupakan bagian dari Asistensi Mengajar dan Magang Terintegrasi Tahun Akademik 2025/2026.
Program ini mereka rancang untuk memberikan solusi jangka pendek, sekaligus pengalaman lapangan bagi calon guru.
FTIK UIN Saizu Purwokerto resmi melepas 200 mahasiswanya mengikuti Program Asistensi Mengajar dan Magang Terintegrasi untuk Tahun Akademik 2025/2026.
Sebanyak 200 mahasiswa akan mengabdi di 131 sekolah dasar yang tersebar di 12 kecamatan Kabupaten Banjarnegara.
Pelepasan mahasiswa mendapat sambutan hangat Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga.
Dari 200 mahasiswa, 170 mahasiswa berasal dari Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan 30 mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
Mereka akan menjalankan tugas pengabdian selama satu semester, mulai Juli hingga Desember 2025.
“Para mahasiswa kami tempatkan di wilayah-wilayah yang mengalami kekurangan guru. Mereka telah dibekali kompetensi pedagogis dan profesional sebelum turun langsung ke lapangan,” ujar Prof. Fauzi.
Program ini tidak hanya memberikan pengalaman praktik mengajar langsung, tetapi juga memberikan konversi akademik setara 20 SKS. Prof. Fauzi menegaskan bahwa kehadiran mahasiswa adalah bentuk kolaborasi, bukan untuk menggantikan peran guru sepenuhnya.
“Mahasiswa datang untuk belajar dan berkontribusi. Mereka harus tetap rendah hati dan terbuka menerima bimbingan dari guru di sekolah,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa dosen pembimbing akan melakukan monitoring bulanan guna memastikan pelaksanaan program berjalan efektif.
Perwakilan dari Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Dindikpora Banjarnegara, Sujadi menyebut, kondisi kekurangan tenaga pendidik di Kabupaten Banjarnegara menjadi salah satu alasan utama program tersebut mereka gagas, bersama Kampus UIN Saizu.
Berdasarkan data dari Dindikpora Banjarnegara, kebutuhan guru SD saat ini mencapai 4.945 orang. Namun, hingga Tahun 2025, baru tersedia 3.421 guru aktif, yang terdiri dari 3.216 ASN dan 205 non-ASN. Artinya, Banjarnegara masih kekurangan 1.524 guru.
Pihaknya menyatakan bahwa kehadiran mahasiswa UIN Saizu merupakan langkah strategis dalam menutup kesenjangan tersebut.
“Kolaborasi ini sangat penting. Mahasiswa tidak hanya datang untuk belajar, tapi juga ikut menyelesaikan persoalan riil di lapangan,” tegas Sujadi.
Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, dalam sambutan tertulisnya mengungkapkan apresiasi kepada UIN Saizu atas kontribusinya dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar di daerahnya. Ia berharap kerja sama ini terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas.
Senada dengan itu, Kepala Dindikpora Banjarnegara, Teguh Handoko, menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program ini.
“Kami akan memfasilitasi semua kebutuhan teknis dan administratif demi kelancaran kegiatan mahasiswa. Kami harap kerja sama ini membawa manfaat maksimal untuk pendidikan di Banjarnegara,” ujar Teguh.
Mahasiswa FTIK UIN Saizu tersebar di 12 kecamatan di Banjarnegara, yakni:
Program ini bukan sekadar tugas akademik, melainkan bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam menjawab tantangan pendidikan di daerah.
Mereka diharapkan mampu beradaptasi, aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan menjadi inspirasi bagi siswa serta para guru.
Dengan semangat sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah, program ini menjadi model pengabdian berkelanjutan yang mampu memberikan dampak positif jangka panjang bagi dunia pendidikan di Banjarnegara.