SERAYUNEWS- Mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Adi Manuntun Pratama menjadi Juara 1 dalam ajang Pencak Silat Tapak Suci 2nd World Championship untuk Kategori Trio Bersenjata Putra.
Kegiatan bertaraf internasional ini diikuti delegasi 24 negara. Adi Manuntun Pratama merupakan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Saizu Purwokerto.
Kegiatan berlangsung di GOR Pertamina Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, pada 30 Juli hingga 3 Agustus 2025. Ajang ini menjadi panggung adu teknik, ketangkasan, dan seni pencak silat yang menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, persaudaraan, dan budaya bangsa.
Adi bukanlah pesilat karbitan. Ia mulai menekuni Tapak Suci sejak kelas 9 di Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah.
Sejak awal, ia menunjukkan komitmen tinggi untuk belajar dan berkembang dalam seni bela diri yang mengakar kuat pada ajaran Islam ini. Ketekunannya dalam berlatih terus berlanjut hingga masa kuliah.
Kini, Adi aktif sebagai anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat UIN Saizu serta tergabung dalam Tapak Suci Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas.
Keterlibatannya di dua organisasi ini memberikan ruang latihan dan pengembangan diri secara spiritual, mental, dan teknis.
Sepanjang perjalanannya sebagai pesilat, Adi telah mengumpulkan berbagai gelar bergengsi dari tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Berikut sejumlah prestasi yang telah ia raih:
Capaian tersebut tidak dia raih secara instan. Semua itu merupakan hasil dari latihan keras, disiplin tinggi, serta bimbingan dari pelatih-pelatih berpengalaman.
Prestasi Adi tak lepas dari peran pelatih dan pembina yang dengan telaten membimbingnya sejak awal. Beberapa pelatih yang berperan penting dalam karier Adi antara lain:
Selain itu, dalam ajang kejuaraan dunia di Malang, Adi didampingi oleh Dr. Nur Subekti sebagai Manajer dan Suyanto sebagai Asisten Manajer, beserta tim pelatih dari Tapak Suci Pimpinan Wilayah Jawa Tengah dan Pimpinan Daerah Banyumas.
Para pelatih tidak hanya melatih teknik dan strategi bertanding, tetapi juga membentuk kekuatan mental, kerja sama tim, serta nilai-nilai religius yang menjadi fondasi Tapak Suci.
Tapak Suci Putera Muhammadiyah bukan hanya olahraga atau bela diri semata. Ia merupakan warisan budaya sekaligus media dakwah yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan spiritualitas.
Menurut Markazal Wafie, salah satu pelatih Tapak Suci, kejuaraan dunia ini merupakan momentum penting untuk membangkitkan semangat bermuhammadiyah dan memperkuat ukhuwah islamiyah di antara kader Tapak Suci lintas negara.
Melalui ajang ini, Tapak Suci juga menunjukkan bahwa dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melalui jalur prestasi olahraga.
Capaian Adi Manuntun juga mendapat sambutan hangat dari pihak kampus. Wakil Rektor III UIN Saizu Purwokerto, Prof. Sunhaji menyatakan rasa bangga dan apresiasinya.
Menurutnya, prestasi ini tidak hanya membawa nama harum kampus, tetapi juga menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Saizu mampu bersaing di tingkat dunia.
“Adi Manuntun adalah contoh nyata mahasiswa inspiratif. Prestasinya menjadi bukti bahwa pendidikan karakter dan semangat juang bisa membuahkan hasil luar biasa,” ujar Prof. Sunhaji.
Pihak kampus berkomitmen terus mendukung pengembangan minat dan bakat mahasiswa, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Setelah memenangkan kejuaraan dunia, Adi tidak lantas berpuas diri. Ia justru semakin bersemangat untuk terus berkembang dan menebar inspirasi.
Salah satu harapannya adalah agar UIN Saizu memberikan fasilitas latihan yang lebih memadai bagi para pesilat muda.
“Saya ingin lebih banyak lagi adik-adik Tapak Suci di Banyumas yang berani bermimpi dan berprestasi. Kita bisa bersaing di tingkat dunia, asalkan terus semangat, disiplin, dan menjaga nilai-nilai luhur,” ujar Adi.
Kisah Adi Manuntun Pratama menjadi bukti bahwa mahasiswa kampus Islam pun bisa bersinar di panggung internasional.
Lewat kerja keras, nilai keislaman, dan dukungan lingkungan kampus yang sehat, Adi telah membuktikan bahwa prestasi dan dakwah bisa berjalan seiring.
Keberhasilannya menjadi Juara Dunia Tapak Suci 2025 bukan hanya kemenangan pribadi, melainkan kemenangan bersama bagi UIN Saizu, bagi Tapak Suci, dan bagi generasi muda Indonesia yang ingin menjejakkan langkah di level global.