SERAYUNEWS– Seperti tahun-tahun sebelumnya, penentuan awal puasa berbeda atau tidak berbarengan, dari beberapa organisasi atau lembaga. Termasuk di Kabupaten Banyumas, ada tiga perbedaan memulai berpuasanya.
Muhammadiyah memulai lebih awal, yakni pada Senin (11/03/2024). Muhammadiyah mengawali puasa berdasarkan hisab kalender yang sudah lama dilakukan. Sedangkan NU, atau Kemenag baru memulai puasa hari ini, Selasa (12/03/2024). Keputusan awal puasa dari NU adalah dengan melihat langsung bulan. Sedangkan masyarakat adat Aboge, baru akan memulai berpuasa pada Rabu (13/03/2024).
“Sudah ditetapkan 12 Maret, jadi tadi malam sudah mulai salat tarawih,” kata Kepala Kemenag Banyumas, Ibnu Assaddudin, Selasa (12/03/2024).
Perbedaan dalam mengawali berpuasa tidak menjadi suatu masalah. Hal itu juga sudah terjadi bukan hanya sekali. Perbedaan tersebut juga karena metode penghitungan yang digunakan berbeda juga. “Tidak mengapa, karena metodenya berbeda juga,” ujarnya.
Sementara itu, masyarakat Muhammadiyah sehari sebelumnya sudah mulai menjalani puasa ramadan. Hal itu tidak hanya dilakukan oleh Muhammadiyah di Banyumas saja. Melainkan oleh masyarakat muhammadiyah seluruh wilayah.
“Iya, kita sudah dari kemarin, semuanya. karena memang dari Dewan Pimpinan Pusat,” kata ketua Muhammadiyah Banyumas M Johar AS.
Di Kabupaten Banyumas, tidak hanya dua kelompok yang berbeda dalam mengawali bulan puasa.
Ada kaum adat kejawen yang juga memiliki hitungan sendiri. Sehingga dalam menentukan awal puasa juga berbeda.
Bagi masyarakat Bonokeling, mereka buru akan memulai berpuasa pada hari Rabu (13/03/2024). “Enam dari satu suro, ro itu pasaran dadi ketemu rebo wage,” kata sesepuh Aboge Mbah Mitro.
Masyarakat Aboge memang memiliki cara penghitungan yang lain. Mereka melakukan penghitungan kalender Jawa Aboge (alif rebo wage) yang sudah tidak digunakan masyarakat Jawa pada umumnya. Masyarakat Jawa kini menggunakan kalender Jawa Asapon (alip selasa pon).
Aboge sendiri masih berpegang teguh pada kalender aboge karena sudah turun temurun dari nenek moyang mereka. Karena berdasarkan penanggalan Jawa Aboge itulah, pelaksanaan puasa warga Aboge bisa berbeda dengan muslim lainnya.