Babak 8 besar putaran final Piala Dunia Qatar 2022 menyajikan drama sepakbola yang menggetarkan. Dua pertandingan yang digelar Jumat (9/12/2022) malam menampilkan Brazil melawan Kroasia dan Belanda menghadapi Argentina. Penentuan pemenang harus dilakukan melalui adu tendangan penalti.
Di pertandingan pertama yang digelar di Stadion Education City, Al Rayan Qatar, di atas kertas kertas Tim Samba lebih diunggulkan sebagai pemenang dibandingkan Kroasia. Predikat mereka sebagai juara grup G membuat juara dunia lima kali tersebut lebih difavoritkan. Namun Kuda Hitam dari Balkan Kroasia memiliki mental baja. Finalis Piala Dunia 2018 Rusia tersebut mampu mengimbangi permainan Brazil.
Bahkan Luka Modric dkk mampu menunjukkan mental baja dengan memenangi pertandingan melalui drama adu penalti 4-2. Kroasia bergembira karena lolos ke semifinal, sebaliknya Brazil menangis karena untuk keempat kalinya kandas di babak 8 besar Piala Dunia.
Di pertandingan kedua di Stadion Lusail Doha Qatar, Argentina juga berhasil keluar sebagai pemenang setelah menang 6-5 atas tim Belanda. Sempat unggul 2-0 hingga menjelang babak normal usai, Tim Tango dibuat terkejut karena anak asuhan pelatih Louis Van Gaal mampu menyamakan kedudukan. Lagi-lagi pertandingan harus dilanjutkan melalui adu penalti.
Bintang Argentina yang menjadi algojo pertama tim Argentina di adu penalti mampu melaksanakan tugas dengan baik. Berbekal pengalaman kegagalan mengeksekusi penalti di sejumlah pertandingan sebelumnya, membuat La Pulga melakukan eksekusi dengan dingin. Tendangan datarnya tak mampu dibendung kiper Belanda Andreas Nopert.
Argentina menang dan lolos ke semifinal menghadapi kuda hitam Kroasia. Pertandingan sepakbola yang pemenangnya ditentukan melalui adu penalti ibarat dua sisi mata uang. Ada kebahagiaan dan ada kesedihan. Ada pahlawan dan juga ada pecundang, yang bedanya sangat tipis.
Kebahagiaan menyeruak di tim Kroasia dan Argentina yang mampu memenangkan pertandingan tersebut. Sebaliknya, kesedihan ada di tim Brazil dan Belanda yang harus tersingkir secara dramatis. Penalti juga memunculkan pahlawan dan pecundang. Kiper Kroasia Dominic Livakovic adalah pahlawan bagi timnya di babak adu penalti, karena mampu menghalau dua tendangan pemain Belanda.
Sebelumnya di babak 16 besar kiper klub Dinamo Zagreb tersebut juga mampu membuat timnya menang adu penalti atas Jepang.
Pemain Belanda Virgil Van Djik bisa saja merasa dirinya sebagai pecundang. Pasalnya sebagai penendang pertama dia gagal menjebol gawang Argentina yang dijaga kiper Emiliano Martinez. Pelatih Italia Roberto Mancini usai timnya mengalahkan Spanyol di babak semifinal Piala Eropa 20202 mengatakan adu penalti memang kejam. Tim yang bermain bagus dan terus menyerang di 90 menit belum tentu bisa menang di adu penalti.
Terbukti Brazil dengan tarian sambanya serta Belanda dengan Total Footballnya menjadi korban kejamnya adu penalti di babak 8 besar Piala Dunia Qatar 2022.