Purbalingga, serayunews.com
“Sekarang ada 20 pengrajin batik yang masih eksis, tapi mereka mempunyai kendala,” kata Kepala Desa Pekiringan, Adi Kusumantoro.
Oleh karena itu, Pemdes berencana akan membuat sentra batik, yang akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sentra batik nantinya akan disediakan alat-alat pewarnaan batik, sekaligus akan di buatkan Instalasi Limbah (IPAL), agar limbah perwarnaan tidak mencemari lingkungan.
“Selain menjadi workshop, karena disediakan bahan-bahan untuk membatik, dari kain, malam, canting dan wadah malam serta kompornya juga alat cap batik. Kemudian juga akan dibuat galeri guna memajang hasil batik dari para pengrajin batik, yang nantinya menjadi semacam toko batik, jadi berfungsi sebagai tempat penjualan,” katanya.
Dijelaskan, untuk pemasaran Pemdes bekerjasama dengan Kampung Marketer. Kampung Marketer merupakan sistem penjualan online di Kecamatan Karangmoncol. Harapannya bisa melakukan penjualan lebih luas.
Masih dari Adi, pembatik nanti tidak usah repot-repot menjual hasil batiknya. Harga nantinya akan disamakan sesuai dengan tingkat kerumitan batik. Dengan standar harga tetap stabil. Batik akan dipasarkan dengan brand batik Pekiringan. Brand ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual batik Pekiringan
“Harapannya bisa mengembangkan batik sebagai menopang ekonomi masyarakat, dengan mengembangkan sentra batik tulis,” katanya.
Selain sentra batik, Pemdes Pekiringan juga akan membuka Warung Latihan Usaha (Walaha) yang didesain dengan konsep cafe yang didalamnya akan diisi obrolan atau perbincangan terkait pengembangan usaha. Seperti pengembangan pertanian, holtikultura, pemasaran produk dan usah lainnya.
“Nantinya akan ada WiFi gratis yang bisa dikembangkan untuk pelatihan, juga pembangan produk, juga sekali-kali akan mendatangkan para pengusaha di bidangnya. Yang nanti dapat kita ambil ilmunya guna meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Sebagian diketahui, tahun 2020 kemarin Pemdes Pekiringan, sudah mengadakan pelatihan kepada ibu-ibu muda terkait pelatihan batik cap. Pelatihan ini dilakukan selama seminggu dengan mendatangkan pakar batik di Purbalingga.