Nusakambangan, serayunews.com
Berdasar informasi dari salah satu Nahkoda Kapal Comreng Juhari menyebut, bahwa dirinya saat membawa Kapal Comreng dari Dermaga Sodong ke Dermaga Wijayapura melihat Kapal Pengayoman sudah mulai miring, namun saat akan memberitahukan kepada Nahkoda Pengayoman kondisi angin kencang dan arus surut air laut sedang kuat, sehingga saat kapal sudah berada di tengah kondisinya miring dan langsung terbalik saat hendak berbelok manuver ke Dermaga Sodong.
“Saya juga melihat seketika kapal kok miring, habis itu seketika tidak bisa belok, mungkin dengan kekuatan arus sama angin akhirnya kapal miring ke kanan, posisi angin dari arah laut atau selatan dan arus turun surut, berlawanan jadi kapal tidak bisa belok, akhirnya miring dan terbalik,” ujarnya.
Sebelum Kapal Pengayoman bertolak dari Dermaga Wijayapura, Juhari sempat mendekatkan Kapal Comrengnya ke Kapal pengayoman untuk bersandar. Namun, karena Kapal Pengayoman bersandar dan sedang akan memuat truk di tempat dermaga yang lebih rendah sandarannya, sehinga ia berputar menunggu Kapal Pengayoman keluar dari Dermaga tersebut.
“Sekitar jam sembilan pas posisi kapal pengayoman lagi muat, saya kan posisi muter disitu nunggu pengayoman keluar, saya nggak berani nempel karena dermaga tinggi, saya juga menghindari kalau oleng kesini (ke Kapal Comrengnya),” ujarnya.
Diketahui Kapal Pengayoman mengangkut 2 dump truk bermuatan pasir dan 1 sepeda motor, sedangkan penumpang kapal berjumlah 7 orang termasuk ABK. Atas insiden itu, 2 orang meningal dunia dan 5 orang selamat. Korban tewas diantaranya pegawai Lapas Nusakambangan.
Sebelumnya petugas gabungan dari Basarnas, Lanal, Polrea Cilacap dan Relawan melakukan penyelaman untuk memastikan tidak ada korban yang terperangkap di dalam kapal, serta untuk memastikan titik kendaraan yang tenggelam agar tidak menganggu alur pelayaran pelabuhan setempat. Setelah korban ditemukan semua, pencarian dihentikan dan operasi SAR ditutup.