Adipala, serayunews.com
Berawal dari kerpihatinan terhadap minimnya kelestarian penyu di Cilacap, kelompok konservasi penyu bernama Nagaraja Cilacap dicetuskan oleh seorang pelestari penyu bernama Jumawan berasar dari Desa Karangbenda Kecamatan Adipala Cilacap Jawa Tengah.
Kelompok yang didirikan beberapa tahun silam ini, kini telah memiliki beberapa anggota dan berhasil mendirikan tempat konservasi penyu sekitar Pantai Sodong Desa Karangbenda Cilacap. Berkat kelompok ini, polulasi penyu di Cilacap bisa dilestarikan dan jumlahnya terus bertambah.
Jumawan sebagai koordinator Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap terus berjuang meski diterpa badai dimasa pandemi Covid-19 ini, terlebih dengan adanya pembatasan kegiatan. Sebab dengan PPKM Darurat, lokasi pantai ditutup untuk wisatawan, padahal biaya operasional didapat dari donasi pengunjung yang datang ke tempatnya.
Meski demikian, Jumawan beserta teman sekelompoknya masih tetap bersemangat melestarikan penyu meski dengan cara swadaya kelompok. Saat ini, ditempat konservasi tersebut terdapat sekitar 97 ekor penyu dan 428 telur penyu jenis Lekang atau dengan nama latin Lepidochelys Olivacea yang sedang ditetaskan dalam jumlah empat sarang.
Jumawan mengatakan, yang menjadi ancaman adalah dari perburuan telur penyu untuk dikomsumsi, sehingga pihaknya kini rutin sosialisasikan kepada masyarakat agar menjaga telur itu, atau melapor kepada petugas maupun kelompoknya. Karena Penyu Lekang merupakan hewan dilindungi.
“Masih ada perburuan telur penyu karena masyarakat mengganggap konsumsi telur penyu bisa tingkatkan stamina, padahal sudah terbantahkan secara medis. Jual belinya secara sembunyi, namun jika diketahui kita langsung berikan sosialisasi dan edukasi dan sekarang sudah banyak yang sadar,” ujar Jumawan.
Untuk pengambilan telurnya, Jumawan beserta anggota kelompoknya lakukan patroli malam di tepi pantai, sisi lain masyarakat juga ada informasi dari masyarakat atau nelayan jika mereka menemukan telur yang kemudian diserahkan kepada kelompok, dan sebagai gantinya mereka di beri sembako sebagai ucapan terima kasih.
Setelah mendapatkan telur, kemudian telur tersebut di buatkan sarang di tempat konservasi. Telur tersebut akan menetas dalam waktu sekitar 45-49 hari, namun angka penetasan belum mencapai 100% tergantung kondisi telur yang ditemukan.
“Penyu mendarat malam hari untuk bertelur, penyu menyukai pantai yang sepi dari cahaya, dan kondisi pantai yang masih alami,” ujarnya.
Menurut Jumawan, telur yang ada di tempat konservasinya diperkirakan menetas pada bulan Agustus 2021, bisa mentas lebih dai 100 ekor tukik (anak penyu). Namun dengan kondisi saat ini, setelah menetas penyu akan dilepasliarkan kembali dan tidak menahan lebih lama untuk menekan biaya operasioanal yang saat ini menghabiskna biaya pakan Rp 50 ribu perharinya.
Sejak tahun 2019 kelompoknya sudah mulai melepas anak penyu jenis Lekang ini sebanyak 32 ekor, kemudian tahun 2020 sebanyak 142 ekor dan tahun 2021 ini pelepasan perdana pada Jumat (23/07/2021) sudah dilepas sebanyak 62 ekor dan rencanaya akan dilepas kembali bulan depan.
Sebagai informasi, tempat konservasi penyu di Pantai Sodong Desa Karangbenda Cilacap dibangun oleh Pertamina MOR IV Jawa Tengah sekitar tahun 2020, dikelola oleh Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap. Tempat konservasi tersebut dijadikan sebagai tempat edukasi wisata, di dalamnya terdapat tempat penetasan telur, karantina penyu dan penangkaran (pembesaran) penyu.
Selain itu, di dalamnya juga dilengkapi taman dan gazebo untuk istirahat. Tidak ada patokan harga tiket untuk memasuki tempat konservasi tersebut, hanya saja pengunjung diminta mengisi donasi secara sukarela.