SERAYUNEWS-Pergerakan tanah di Dusun Kalierang, khususnya di RT 01 RW 03 Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, masih terus terjadi. Untuk itu BPBD Banjarnegara mengingatkan pentingnya peningkatan kewaspadaan bagi masyarakat, khususnya saat hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang cukup lama.
Kabid Kedaruratan dan Logistisk BPBD Banjarnegara Andry Sulistyo mengatakan, sejak terjadinya pergerakan tanah pada 20 Januari lalu, kondisi Dusun Kalierang, Desa Ratamba semakin memprihatinkan. Bahkan hingga saat ini sudah 15 bangunan rusak berat, 3 rumah rusak ringan dan 7 rumah terancam.
“Saat ini yang rusak berat ada 15 bangunan, yakni 13 rumah, 1 musala, dan 1 pondok pesantren, sementara 3 rumah rusak ringan, dan 7 rumah lainnya terancam,” katanya.
Menurutnya, dari kejadian tersebut, sedikitnya 62 jiwa dari 21 kepala keluarga terpaksa mengungsi untuk menghindari hal yang tidak dinginkan. Sebab, rumah mereka sudah rusak dan sangat membahayakan jika ditempati.
“Saat ini, tim gabungan masih melakukan pemantauan, melakukan cek secara rutin kondisi lapangan, termasuk droping logistik permakanan dan non permakanan bagi pengungsi, kita juga mendirikan posko lapangan untuk melakukan pemantauan tanah gerak,” katanya.
Tidak hanya itu, para relawan yang berada di lokasi juga melakukan pendampingan. Mulai dari pendampingan pelayanan kesehatan di Puskesmas, hingga penyelenggaraan dapur umum, termasuk distribusi logistik bagi pengungsi.
“Kalau potensi pergerakan tanah masih sangat mungkin, terlebih saat ini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di lokasi bencana masih dimungkinkan. Hal ini dapat dilihat dari danya tanda-tanda gerakan tanah dan perubahan kerusakan rumah serta jalan yang ada di lokasi,” ujarnya.
Terkait dengan hal tersebut, rencananya akan dibangun hunian sementara (huntara) bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat. Pembangunan huntara akan dilakukan secara bertahap sebagai bentuk penanganan lanjutan dari adanya pergerakan tanah di Desa Ratamba ini.