Cilacap, serayunews.com
Sedekah laut sendiri, merupakan salah satu upacara adat yang diadakan sebagai ucapan rasa syukur para nelayan, karena telah diberikan hasil tangkapan yang melimpah.
Sejarahnya, tradisi atau adat sedekah laut ini bermula dari perintah Bupati Cilacap ke III. Yakni Tumenggung Tjakrawerdaya III yang memerintahkan kepada sesepuh nelayan Pandanarang bernama Ki Arsa Menawi, untuk melarung sesaji ke laut selatan beserta nelayan lainnya pada hari Jumat Kliwon pada bulan Sura tahun 1875.
Sejak itu muncullah adat larung sesaji yang disertai pelarungan joleng kepala kerbau, yang kemudian hari poluler dengan istilah sedekah laut. Sebagai patokan, nelayan Cilacap akan melakukan adat ini setiap Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon di bulan Sura yang dilaksanakan satu tahun sekali.
“Bahkan sejak tahun 1983, sedekah laut menjadi ikon kebudayaan Cilacap dan disaksikan oleh wisatawan mancanegara,” kata Riyad Ginanjar Widodo ketua komunitas Tjilatjap History kepada serayunews.com, Jumat, (27/8/2021).
Dalam tradisinya, para nelayan akan mempersiapkan upacara ini dengan iuran selama setahun penuh. Mengingat, berbagai persipan dan peralatan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Misalnya mempersiapkan sesaji berupa ingkung ayam, kepala kerbau, kembang telon, dan lainnya.
Ataupun peralatan upacara sendiri yang juga harus disiapkan secara matang, misalnya tambir, jodhang, ancak, takir, dan ceketong. Persiapan semacam ini pun telah dilakukan para nelayan sejak lama dan menjadi rangkaian adat yang tak bisa dipisahkan.
“Dari dulu para nelayan sudah bergotong royong mempersiapkan upacara adat ini sesempurna mungkin. Karena bagi nelayan, sedekah laut merupakan cara mereka dalam mengungkapkan rasa syukurnya kepada sang pencipta,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu nelayan PPC Dimas meyakini, bahwa sedekah laut merupakan suatu adat yang harus dilakukan secara turun-temurun. Karena memiliki nilai religi yang tinggi, juga sebagai permohonan doa agar diberikan keselamatan saat melaut dan rasa syukur atas melimpahnya hasil tangkapan.
“Saya sudah ikut larung jolen sejak kecil, semua nelayan di sini pasti selalu ingin berkontribusi saat sedekah laut. Karena itu salah satu cara kita dalam bersyukur,” ungkapnya.