Cilacap, serayunews.com
Salah satu penjual pakaian thrifting di Cilacap, Lucio Habib mengatakan, meningkatnya pembelian pakaian thrifting berhubungan dengan berkembangnya budaya punk, rock, bahkan hype. Jauh sebelum itu, budaya ini sudah dilakukan oleh kalangan pecinta musik di Eropa maupun Amerika sekitar tahun 90-an.
“Kemungkinan masuk Indonesia sekitar tahun awal 2000-an, yang jelas prinsipnya, anak muda ingin membeli barang branded dengan harga yang terjangkau dan kualitasnya masih bagus,” katanya kepada serayunews.com, Rabu (28/7/2021).
Sehingga, kata dia, membeli pakaian thrifting adalah solusi yang paling tepat. Terutama bagi kaum pelajar dan mahasiswa, ataupun para pekerja yang juga ingin tampil trendi. Apalagi jika akan ada even musik ataupun festival yang bertemakan anak muda, biasanya permintaan pakaian thrifting akan naik.
“Sebelum pandemi ya, per-even biasanya naik. Namun karena ini tidak ada kegiatan ya stagnan memang. Tapi peminat baju trif ini selalu ada sih, untuk harga ya bervariasi, tergantung kondisinya,” tuturnya.
Lucio menjelaskan, terdapat tips saat memburu pakaian thrifting. Misalnya dengan melakukan riset outlet melalui internet atau teman. Lalu mencari outlet yang direkomendasikan oleh google ataupun teman, bandingkan juga harga di setiap outletnya. Serta melihat kualitas barang sebelum membelinya.
“Dengan begitu pembeli akan sedikit lebih paham berapa harga yang harus dibayarkan untuk suatu kualitas barang. Jika sudah membeli, akan lebih baik jika dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipakai,” jelasnya.