SERAYUNEWS- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia akan mengalami musim kemarau yang normal pada tahun ini, dengan fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO) dalam kondisi netral.
Pemantauan suhu permukaan laut pada awal Maret 2025 menunjukkan bahwa fenomena La Niña di Samudra Pasifik telah beralih menuju fase El Nino Southern Oscillation (ENSO) Netral.
Sementara itu, di Samudra Hindia, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga berada pada fase netral.
Kedua fenomena ini akan tetap berada dalam kondisi netral selama musim kemarau 2025.
Sebanyak 403 Zona Musim (ZOM) atau 57,7% wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau antara bulan April hingga Juni 2025, dengan wilayah Nusa Tenggara mengalami kemarau lebih awal daripada wilayah lain.
Musim Kemarau 2025 di Indonesia diprediksi mulai pada waktu yang sama hingga lebih lambat dari biasanya, yang mencakup 409 ZOM (59%) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Akumulasi curah hujan selama musim kemarau di sebagian besar ZOM diprediksi berada dalam kategori Normal atau sama dengan biasanya (tidak lebih basah atau tidak lebih kering).
Durasi musim kemarau 2025 di Indonesia akan berbeda-beda di setiap daerah. Sebagian besar ZOM di Sumatera akan mengalami musim kemarau dengan durasi antara 3 hingga 12 dasarian.
Penyebabnya adalah fakta bahwa Sumatera mengalami dua kali musim kemarau dalam satu tahun, sehingga setiap periode musim kemaraunya lebih singkat daripada daerah lain.
Di Pulau Jawa, musim kemarau biasanya berlangsung antara 10 hingga 21 dasarian. Sementara itu, di Kalimantan, musim kemarau terjadi sekitar 3 hingga 15 dasarian.
Di Sulawesi, durasi musim kemarau bervariasi sekitar 3 hingga 24 dasarian. Wilayah Bali, NTB, dan NTT akan mengalami musim kemarau dengan durasi sekitar 13 hingga 24 dasarian.
Kemudian, sebagian besar Maluku akan mengalami musim kemarau dengan durasi berkisar antara 3 hingga 9 dasarian. Di Papua, durasi musim kemarau lebih bervariasi dari 3 hingga 21 dasarian.
Prediksinya, puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus 2025 di sebagian besar ZOM di Indonesia.
Puncak musim kemarau 2025 di sebagian besar daerah Indonesia akan berlangsung pada Juni, Juli, dan Agustus 2025 serta terjadi sebanyak 562 ZOM (80,4 persen).
Wilayah barat hingga barat laut Indonesia, yaitu sebanyak 222 ZOM (31,8 persen) akan merasakan puncak kemarau pada Juni dan Juli 2025.
Wilayah tersebut mencakup Sumatera, bagian barat Jawa, bagian utara Kalimantan, sebagian kecil Sulawesi, dan bagian tengah serta timur Papua.
Sementara itu, sebanyak 340 ZOM (48,6 persen) diprediksi akan mengalami puncak kemarau pada Agustus 2025 yang meliputi wilayah berikut.
Dengan informasi ini, BMKG mengharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi perubahan cuaca dan memanfaatkan musim kemarau dengan sebaik-baiknya.***