SERAYUNEWS – Tim asesor akreditasi Fakultas Ilmu Komunikasi, disambut ratusan mahasiswa yang melakukan aksi, di depan Gedung Dekanat Fisip Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Jumat (22/08/2025).
Mahasiswa menggelar aksi bertepatan dengan adanya kegiatan akreditasi di fakultas tersebut. Aksi ini merupakan kelanjutan aksi-aksi sebelumnya, yang menuntut transparasi penanganan dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan dosen terhadap mahasiswanya.
Pasalnya, sejak aksi sebelumnya yang dilakukan pada akhir Juli, sampai saat ini belum ada progres informasi mengenai penanganan peristiwa tersebut.
Kordinator aksi Fahmi Naufaldi, menyampaikan bahwa tuntutan pada aksi kali ini masih sama dengan aksi-aksi sebelumnya. Mahasiswa meminta adanya transparasi dari pihak kampus, dalam penanganan kasus tersebut.
“Yang menjadi keresahan kami, mahasiswa adalah tidak adanya transparasi dari progres penanganan. Bulan kami kami sudah melakukan aksi tuntutan, dan tuntutan sudah ditandatangani oleh Dekan Pak Slamet,” katanya.
Aksi di akhir Juli itu, bukan merupakan aksi pertama. Gerakan mahasiswa dalam mengawal dugaan kasus seksual itu sebelumnya juga sudah dilakukan.
Selain menuntut untuk mendapatkan keadilan dan transparasi penanganan, aksi mahasiswa juga bertujuan untuk mendorong kampus bisa menciptakan ruang aman untuk belajar.
Meskipun gerakan mahasiswa berulang kali dilakukan, namun kampus seolah menutupi dan melindungi terduga pelaku. Hal itu bisa dibuktikan dengan masih aktifnya dosen yang bersangkutan yang menjadi terduga pelaku.
“Tapi sampai hari ini tidak ada transparasi progres, tidak ada bukti kongkret mengenai sanksi, apakah pelaku dikeluarkan dan sebagainya,” kata dia.
Gelombang aksi kali ini lebih besar dari sebelumnya. Sebab, peserta aksi tidak hanya berasal dari mahasiswa Fisip, namun juga mendapat dukungan dadi fakultas lain di Unsoed.
Mereka berkumpul dan orasi pertama di halaman kantin Fisip. Selanjutnya, mereka berjalan menuju gedung Dekanat, dimana proses akreditasi sedang berlangsung.