SERAYUNEWS– Berharap agar bumi selalu aman dan pertanian semakin maju, sejumlah warga di Dusun Bandingan, Desa Kalibombong, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara gelar ruwat atau selamatan bumi, Rabu (29/5/2024).
Tokoh masyarakat Bandingan, Edwin Wijaya mengatakan, ruwat bumi merupakan kebiasaan turun temurun atau leluhur. Dia mengatakan ruwatan bertujuan mewujudkan ungkapan syukur atas hasil yang diperoleh dari bumi.
“Ruwatan merupakan sebuah upacara yang berasal dari Jawa dan digunakan untuk membebaskan atau melepaskan seseorang dari hukuman atau kutukan yang membawa sial atau membahayakan,” katanya.
Menurut Edwin, tujuan yang masih dipercaya masyarakat adalah permohonan dengan tulus agar orang atau wilayah atau pertanian yang diruwat dapat terbebas dari bencana dan mendapatkan keselamatan.
Masyarakat juga berhasrat untuk menjaga dan mempertahankan warisan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur. Dengan begitu, maka adat istiadat tidak hilang tapi tetap lestari sekalipun zaman berganti.
Sebelum melaksanakan upacara ruwatan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti: nasi kuning yang melambangkan rezeki berlimpah. Lalu, nasi golong yang melambangkan rezeki yang berputar, tumpeng yang melambangkan ungkapan syukur atas kenikmatan yang telah diberikan. Kemudian, jenang abang yang terbuat dari ketan dan diberi gula dan kelapa. Lalu, jajan pasar yang melambangkan rezeki yang banyak dan terhindar dari masalah, serta rujak legi sebagai simbol penafsiran.
Dia mengatakan makanan itu nantinya disantap bersama oleh warga. “Semua makanan tersebut digelar di tengah kampung dan setelah didoakan oleh tokoh agama, seluruh warga menyantap makanan tersebut,” katanya.
Ruwatan bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan warisan budaya yang penting bagi masyarakat Jawa. Khususnya dalam menjaga keberlangsungan adat istiadat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya. Hingga saat ini warga Kalibombong pun berusaha untuk terus melestarikannya.