SERAYUNEWS– Memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan, umat Islam diharapkan terus meningkatkan kualitas ibadahnya. Salah satunya dengan melaksanakan Itikad di masjid. Itikaf merupakan kegiatan dengan bentuk berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah.
Keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, saat melaksanakan itikaf, segala hubungan dengan dunia dunia luar dihindari. Peserta memilih berdiam di masjid sambil berzikir dan beribadah yang lain. Mereka berharap mendapatkan malam Lailatul Qadar dengan melakukan itikaf.
Banyak manfaat yang didapatkan dari Itikaf. Selama Itikaf peserta menyendiri di sudut-sudut ruangan masjid. Di sela-sela kesendirian tersebut mereka bemunajat dan memohon berkah kepada Allah. Itikaf menurutnya juga bisa dijadikan sarana introspeksi atas kehidupan yang sudah terjadi selama ini. Dalam keheningan biasanya peserta Itikaf akan mendapatkan banyak pencerahan
Kegiatan Itikaf dimulai dari terbit fajar hingga malam. Setelah melakukan shalat Subuh peserta lalu mengikuti kegiatan amalaiyah yang lain. Mulai pengajian, membaca alquran hingga melaksanakan salat sunah. Selama sekitar 10 hari penuh para peserta tak pulang dan selalu bermalam di masjid.
Itikaf juga dilaksanakan guna mencari malam Lailatul Qadar. Malam tersebut datang di sepuluh hari terakhir Ramadan. Dipercaya merupakan malam istimewa untuk melaksanakan ibadah. Malam itu lebih mulia daripada seribu bulan lainnya. Barang siapa beribadah di malam itu maka pahalanya sama dengan beribaha selama seribu bulan.
Orang yang melakukan Itikaf adalah juga orang yang meraih bagian terbesar dari kebaikan-kebaikan malam yang penuh berkah tersebut. Mari melaksanakan itikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Fenomena menggiatkan amalan di saat Ramadan terlihat di Purbalingga. Misalnya, pemandangan jemaah membaca alquran di Masjid Agung Daarussalam Purbalingga menjadi pemandangan yang lumrah di masa Ramadan. Aktivitas seperti itu diharapkan makin meningkat di 10 hari terakhir Ramadan.