SERAYUNEWS— Slavoj Zizek, filsuf kontemporer nyeleneh asal Slovenia yang sering disebut sebagai filsuf selebriti.
Dalam sebuah video, dia bercerita salah satu cara membaca kehidupan masyarakat sangat mudah, yakni melalui toilet.
Di Perancis, lubang toilet berada di bagian belakang, sehingga feses yang masuk akan dapat langsung menghilang. Di toilet tradisional Jerman, lubang toilet mereka berada di depan, sehingga feses mengendap terlebih dahulu sebelum disiram air.
Sementara itu, di negara Anglo-Saxon (Inggris maupun USA) letak lubang toiletnya merupakan sintesis dari keduanya. Terdapat banyak air di dalam baskom toilet tersebut. Jadi, meski feses mengendap, tidak akan menimbulkan bau.
Berpikir ala Zizek
Perancis masyarakatnya pragmatis seperti feses yang masuk langsung menghilang. Itu sebabnya revolusi Perancis bisa terjadi karena paham politik mereka yang seperti bentuk toilet mereka. Jadi, langsung ditangani seperti cara yang ada. Karena ketergesaan inilah, mereka dapat melakukan revolusi mereka.
Bagaimana dengan Jerman? Jenis masyarakatnya kebanyakan berpaham konservatif. Seperti bentuk toiletnya, di mana feses mengendap terlebih dahulu sehingga mereka dapat merasakannya.
Sebagai kontemplasi untuk membuat refleksi atas apa yang mereka buang dari tubuh. Hasilnya, di Jerman merupakan penghasil banyak berbagai jenis pemikir dan sastrawan.
Berbeda di Inggris, bentuk toiletnya penggabungan dari dua toilet sebelumnya. Feses mengendap tetapi tidaklah berbau karena di genangi air.
Inggris dalam sikap politiknya lebih pragmatis dan rasional. Ekonomi begitu berkembang di Inggris, karena memang ideologi politiknya lebih condong dalam praktis ekonomi. Alasan ini menjawab mengapa revolusi industri terjadi di Inggris.
Pikiran Zizek ini terlihat konyol, tetapi memang benar adanya. Inggris memiliki pendekatan pragmatis dan rasional sedangkan Jerman menyukai berbagai hal metafisik, sastra dan berbagai seni keindahan lainnya. Sementara itu, Perancis memiliki pendekatan langsung serta radikal.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia yang sebagian besar masyarakat Indonesia umumnya menggunakan toilet jongkok?*** (O Gozali)